BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Astati Tajuddin tercatat sebagai caleg perempuan dengan raihan suara terbanyak pada Pileg DPRD Bulukumba 2024. Caleg Golkar yang maju di Dapil Gantarang-Kindang tersebut berhasil memperoleh 3.385 suara.
Suara yang diraih oleh perempuan yang berlatar belakang pengusaha tersebut mengantarkannya duduk di DPRD Bulukumba periode 2024-2029.
Tidak hanya itu, total suara yang diraihnya merupakan tertinggi keempat di antara semua calon, sekaligus menjadikannya sebagai Caleg perempuan peraih suara terbanyak di Kabupaten Bulukumba.
Astati memang bukan orang baru di politik, niatnya untuk menjadi anggota dewan sudah sejak bertahun-tahun lalu. Bahkan ia pernah maju sebagai Caleg di Dapil 1 Bulukumba beberapa periode lalu, namun saat itu belum mampu mendapatkan amanah dari masyarakat.
Kini ia membuktikan kembali bahwa keinginannya untuk mengabdi kepada masyarakat tidak pernah surut, ia memilih kembali ke kampung halaman dan berhasil mendapatkan amanah dari masyarakat Gantarang-Kindang.
Astati adalah seorang pengusaha sukses asal Desa Bukit Harapan, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba. Ia merupakan pemilik usaha salah satu toko penyedia karpet serta perabotan rumah tangga ternama di Kabupaten Bulukumba.
Namun menjadi pengusaha tidak cukup bagi dirinya untuk dapat bermanfaat bagi masyarakat lebih luas. Atas alasan itu Astati terjun ke dunia politik dan akhirnya dapat terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Bulukumba.
"Dari dulu saya punya prinsip bekerja dengan tulus, dan saat ini saya diberikan kepercayaan untuk dapat memberikan pengabdian secara tulus kepada masyarakat yang saya wakili," ujarnya saat dikonfirmasi RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID, Rabu, 6 Maret 2024.
Niatnya untuk mencalonkan diri sebagai dewan tidak sekedar dilatarbelakangi oleh rasa penasaran. Namun Astati memiliki keresahan bahwa pemenuhan kuota di DPRD selama ini hanya sekedar formalitas.
Menurutnya, perempuan yang duduk di DPRD selama ini tidak banyak yang betul-betul merepresentasikan keterwakilan perempuan.
Ke depannya, Astati bertekad mengubah paradigma bahwa perempuan memiliki kapasitas dan kualitas yang tidak kalah dengan laki-laki dalam sebuah penentuan kebijakan.
"Tentunya kebijakan yang betul-betul merepresentasikan keterwakilan sebagai perempuan, hak-hak perempuan, perlindungan bagi perempuan, dan itu harus kami perjuangkan," imbuhnya. ****