BULUKUMBA,RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bulukumba, melaksanakan monitoring dan evaluasi (Monev) kewaspadaan kasus DBD dan respon KLB DBD, kegiatan tersebut berlangsung di Gedung Phinisi, Senin 25 Maret kemarin.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba, Dr Amrullah mengatakan kegiatan tersebut bertujuan untuk membangun komitmen bersama dengan lintas sektor dan lintas program dalam upaya penanggulangan KLB dan Kewaspadaan kasus DBD di kabupaten Bulukumba.
"Adapun peserta pada monev tersebut terdiri dari Kepala Kantor Kementrian Agama,Kepala Dinas Pendidikan, para Camat se Kabupaten Bulukumba, Kepala desa Dwitiro,Kepala desa Taccorong, para kepala puskesmas SE kab Bulukumba, pengelola DBD,pengelola vektor dan pengelola surveilans di semua puskesmas," katanya, Selasa 26 Maret.
Menurutnya, hal-hal yang dibahas adalah memastikan adanya koordinasi berbagai program dan lintas sektor dalam melakukan upaya penanggulangan DBD, pelibatan kader dan lintas sektor dalam kegiatan survey jentik di lapangan, mengambil keputusan bersama tentang langkah-langkah konkret yang harus diambil dalam hal penganggulangan KLB DBD, keterlibatan masyarakat secara lebih aktif dalam upaya penanggulangan KLB DBD dan kewaspadaan kasus DBD serta menerapkan kegiatan 3M plus di masyarakat dengan cara melakukan kerja bakti minimal sekali dalam seminggu secara berkesinambungan, Pembuatan SK Jumantik di sekolah yang melibatkan dinas pendidikan.
"Perkembangan kasus DBD di Bulukumba mengalami trend peningkatan kasus DBD berdasarkan SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon)dan ini terjadi di periode Minggu ke 5 hingga Minggu ke 11 sedangkan data kasus DBD setelah dilakukan verifikasi informasi diagnosis dari Januari sampai Maret sebanyak 151 kasus dengan 2 kematian yang terjadi di wilayah Desa Taccorong dan Desa Dwitiro dibandingkan tahun sebelumnya di 2023 hanya 149 kasus dengan tidak ada kematian hal ini menunjukkan bahwa penanganan dan penanggulangan kasus DBD dan KLB DBD harus segera dilakukan dengan multi sektor dengan melibatkan sektor kesehatan,lingkungan dan sektor lainnya dalam upaya pencegahan penyakit dan penanggulangan kasus DBD di Bulukumba hal ini memerlukan. Komitmen,koordinasi dan sumber daya yang memadai dari berbagai pihak termasuk pemerintah,organisasi kesehatan dan masyarakat.
"Langkah-langkah yang dilakukan dalam upaya pencegahan penyakit DBD adalah melakukan kegiatan 3 M plus (menguras bak mandi seminggu sekali,Menutup wadah penampungan air dan mendaur ulang barang-barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti), tidak menumpuk pakaian atau menggantung baju terlalu lama, gunakan lotion atau krim anti nyamuk, gotong royong membersihkan lingkungan sekitar dan menanam tanaman pengusir nyamuk," tutupnya. (ria/has/B)