BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Sejumlah petani di Desa Bontonyeleng, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba, telah berhasil memanen kacang tanah dan tumbuhan palawija lainnya. Langkah ini menandai peralihan komoditas pertanian dari padi ke tanaman lain sebagai upaya adaptasi terhadap perubahan iklim.
Biasanya hampir semua petani di Desa Bontonyeleng menanam padi. Namun, untuk tahun ini, sebagian petani memilih menanam tumbuhan lain seperti kacang tanah, ubi jalar, dan palawija lainnya sebagai respons terhadap perubahan pola cuaca dan kondisi lingkungan.
Kepala Desa Bontonyeleng, Andi Mauragawali, menjelaskan bahwa petani di desanya tersebut, yang lahan pertaniannya terletak di area tadah hujan, didorong untuk beralih menanam palawija pada musim tanam awal tahun 2024 sebagai strategi adaptasi terhadap perubahan iklim.
"Pola pertanian di Bulukumba, terutama di Desa Bontonyeleng, perlu disesuaikan dengan perubahan iklim," ungkap Andi Mauragawali saat dikonfirmasi RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID, Senin, 29 April 2024.
Menurutnya, tanaman seperti kacang tanah dan ubi jalar ditanam dengan bibit yang disediakan secara mandiri oleh petani, sementara pemerintah desa menyediakan fasilitas pengairan dari sumur bor.
Petani, yang sebelumnya mengandalkan tanaman padi meski hasilnya kurang produktif, harus dibimbing untuk mengubah pola tanam dan komoditas sesuai dengan kondisi lahan dan iklim yang berubah.
"Walaupun masih ada petani yang belum mau, tapi kami akan terus mendorong agar petani tidak lagi tergantung pada padi sebagai komoditas utama," harap Andi Mauragawali.
Andi Mauragawali juga mengungkapkan bahwa sebagai upaya meningkatkan produktivitas lahan, terutama di area tadah hujan, pemerintah desa telah menyiapkan sumur bor dan merencanakan pengadaan bibit unggul palawija seperti kacang tanah.
"Kami akan terus menggencarkan upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan dan adaptasi terhadap perubahan iklim di Desa Bontonyeleng," tambahnya.
Upaya ini diharapkan dapat memberikan solusi yang berkelanjutan bagi petani dan masyarakat setempat dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin nyata.****