BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- MAS Darul Istiqamah Bulukumba sukses menggelar Daurah Mahaaratul Qiyadiyah, yang merupakan pelatihan keterampilan kepemimpinan yang diselenggarakan secara berkelompok yang diselenggarakan belum lama ini.
Kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan karakter kepemimpinan dikalangan para siswa. Pelatihan ini dibuka secara resmi oleh Mudirah Ath Thalibat, Ustadzah Mukarramah, dan diikuti oleh 10 kelompok (maj'muah) pesantren yang terdiri dari siswa kelas X, XI, dan XII. Kegiatan berlangsung meriah diwarnai dengan dekorasi yang menarik serta berbagai penampilan seperti komedi, puisi, drama singkat, dan pelafalan kisah-kisah Nabi Muhammad dan para sahabat serta istri-istrinya.
Ustadzah Mukarramah menyampaikan bahwa sebagian besar pemimpin dibentuk, bukan hanya dilahirkan. Jiwa kepemimpinan seseorang bisa dipupuk melalui pengalaman, pendidikan, maupun pengetahuan yang luas. Karakter dan kemampuan sangat berperan besar dalam kepemimpinan seseorang.
"Jika tidak dilatih sejak dini, maka kita tidak dapat menjadi pemimpin yang handal di masa depan. Karena itu, pelatihan kepemimpinan di institusi pendidikan seperti sekolah sangat penting untuk dilakukan," ujarnya.
Ia berpesan disiplin adalah cerminan orang yang bertanggung jawab, latih dirimu untuk menjadi inspirasi, memberikan motivasi positif pada orang lain, hauslah akan pengetahuan, latih dirimu dalam hal mengelola, memberdayakan untuk mencapai tujuan lewat arahan, contoh nyata dan gali potensi, kekuatan diri.
"Pelajari bagaimana cara yang tepat untuk menggunakannya untuk membangun karakter pribadi yang semakin kuat," pesannya.
Pelaksanaan kegiatan ini bekerja sama dengan berbagai pihak kepesantrenan. Guru-guru berperan penting dalam proses pembelajaran di kelas, sementara beberapa guru madrasah yang tinggal di asrama pondok atau yang berlokasi dekat dengan madrasah juga sangat berperan dalam membangun karakter kepemimpinan siswa.
Ustadzah Mubahsyirah, salah satu pelatih keterampilan kepemimpinan, menekankan pentingnya keterlibatan penuh dalam aktivitas pelatihan seperti permainan peran, studi kasus, atau simulasi.
"Aktivitas-aktivitas ini dapat membantu mengilustrasikan konsep-konsep penting dengan cara yang menarik dan interaktif. Contohnya, sekarang harus ada yang menggantikan saya berbicara mengenai keterampilan kepemimpinan dan siapa yang berani menggantikan MC, belajar mengajar seperti guru saat ini," jelasnya.
Lebih lanjut, Ustadzah Mubahsyirah menjelaskan pondasi dasar dalam kepemimpinan adalah kekuatan, pengikut, dan tujuan.
"Kekuatan adalah sejauh mana Anda dapat mempengaruhi orang lain, pengikut menunjukkan bahwa Anda cukup disukai dan dianggap berpengaruh sehingga diikuti oleh orang banyak, dan tujuan adalah kemampuan untuk menunjukkan bahwa kamu dan mereka memiliki satu tujuan yang sama," tutupnya. (sum/has/B)