BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Astika seorang pelaku usaha agrikultur asal Desa Balleanging, Kecamatan Ujung Loe, mewakili Kabupaten Bulukumba lolos dalam ajang Young Ambassador Agriculture 2024.
Dengan inovasinya dalam mengembangkan Minyak Kelapa Murni (VCO), Astika terpilih menjadi salah satu dari 50 peserta se Indonesia yang lolos menjdai Young Ambassador Agriculture 2024.
Astika merupakan sarjana pertanian, usaha agrikulturnya dimulai pada tahun 2021 bersama suaminya di Desa Balleanging, Kecamatan Ujung Loe.
Memiliki latar belakang pendidikan S1, mereka berdua memutuskan untuk kembali ke desa dan memanfaatkan potensi pertanian kelapa yang cukup besar di daerah tersebut. Melalui observasi dan uji coba, mereka berhasil mengolah VCO, memberikan nilai tambah pada kelapa lokal.
“Kami terdorong untuk mengembangkan potensi lokal dan menemukan bahwa pengolahan VCO dapat meningkatkan nilai kelapa. Dari sini, kami mendapatkan informasi mengenai program pendampingan dan pendanaan dari Kementerian Pertanian yang disebut program YESS," ungkapnya.
Astika mulai mengajukan diri sebagai penerima hibah kompetitif pada tahun 2022 dan menerima bantuan dana. Dana tersebut ia manfaatkan sebagai modal awal untuk usahanya yang diberi nama LUNRAQ, dan pada tahun 2023, usahanya itu berdiri sebagai badan hukum dengan nama PT Karya Petani Milenial.
Dengan semangat tinggi, Astika dan suaminya berhasil mendirikan usaha yang kini menjadi inspirasi bagi banyak petani milenial. Mereka memanfaatkan dana hibah untuk mengembangkan produk VCO yang berkualitas, membuka lapangan pekerjaan, dan meningkatkan ekonomi lokal.
Astika memiliki visi besar dalam mengembangkan potensi lokal dan pemberdayaan sosial yang positif. Ia berkomitmen untuk terus meng-upgrade diri dan berpartisipasi langsung sebagai petani milenial. Salah satu langkah yang ia tempuh adalah mengikuti kompetisi Young Ambassador Agriculture tahun 2024.
“Sebagai pionir dalam membangun masa depan pertanian yang berkelanjutan, saya ingin menciptakan ekosistem di mana setiap petani milenial diberdayakan untuk mencapai potensi penuh mereka. Dengan mengikuti kompetisi Young Ambassador Agriculture, saya berharap dapat membuka ruang partisipasi sosial yang lebih luas dan memberikan dampak positif yang lebih besar,” jelas Astika.
Astika lahir di Bulukumba pada 26 Desember 1998 dan kini tinggal di Desa Balleanging, Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten Bulukumba. Dedikasinya untuk memajukan pertanian lokal melalui inovasi dan keberlanjutan menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya.
Dengan semangat juang yang tinggi dan visi yang jelas, Astika berharap usahanya tidak hanya sukses secara bisnis, tetapi juga memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan lingkungan. Inisiatifnya sebagai Young Ambassador Agriculture diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi sektor pertanian di Indonesia.
Diketahui, Young Ambassador Agriculture merupakan kegiatan yang diinisiasi olehProgram Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian.
Young Ambassador Agriculture adalah kegiatan pemilihan dan pelatihan petani/pengusaha muda sektor pertanian dari seluruh Indonesia untuk dapat menjadi duta Program YESS dengan tujuan mempromosikan dan mengajak kaum muda di wilayah Program YESS untuk terlibat secara aktif di sektor pertanian. ****