Berkat Program JKN, JIbratul dan Keluarga Jalani Pengobatan Tanpa Kendala

  • Bagikan
Foto: Aoi Jibratul Muflihun (24), seorang tutor online menceritakan pengalaman diri dan keluarganya sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

 BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Aoi Jibratul Muflihun (24), seorang tutor online menceritakan pengalaman diri dan keluarganya sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dia mulai menceritakan pengalaman ibunya yang memiliki riwayat penyakit patah tulang dan harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat Wahidin Sudirohusodo, Makassar.

“Ibu saya memang sebelumnya sudah punya riwayat penyakit patah tulang, apalagi karena usianya yang sudah renta, jadi katanya tulangnya sudah keropos. Ditambah lagi, ada kejadian ibu saya jatuh sehingga tambah memperparah penyakitnya. Jadi, saya dan keluarga antar ibu ke dokter, ternyata sampai disana keadaan ibu sudah sangat parah jadi langsung dirujuk ke rumah sakit di Makassar, di RS Wahidin,” cerita Jibratul.

Melihat ibu terbaring sakit, tentu sebuah mimpi buruk bagi setiap anak, begitu pula yang dirasakan Jibratul. Awalnya kekhawatiran akan biaya yang harus dibayarkan tentu menjadi salah satu poin penting yang harus diperhatikan. Untungnya, Jibratul dan keluarga telah menjadi peserta JKN sejak lama. Sehingga semua biaya selama sakit dibebankan langsung kepada BPJS Kesehatan.

“Saya sangat bersyukur sekali, karena sejak terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan tidak ada biaya sama sekali yang kami harus bayarkan. Padahal, kalau kita kalkulasi sendiri, pasti yang harus dibayarkan sudah sangat besar sekali, mengingat penyakit ibu yang tergolong lumayan parah dan dengan berbagai macam pengobatan yang telah dilalui. Alhamdulillah, sampai ibu saya kembali sehat dan bisa beraktivitas kembali, tidak ada biaya sama sekali yang kami keluarkan,” tutur Jibratul.

Tidak hanya ibunya, Jibratul juga telah merasakan langsung manfaat dari keaktifan kepesertaanya pada Program JKN. Saat masih berkuliah di Universitas Hasanuddin, Makassar, ia pernah demam yang tinggi sehingga ia dilarikan langsung ke UGD Rumah Sakit Wahidin. Sebelumnya, ia mengaku cukup ke puskesmas saja, namun karena kondisinya yang semakin kurang membaik dan jarak tempuh ke rumah sakit juga tidak terlalu jauh, sehingga diputuskan untuk langsung membawanya ke rumah sakit.

“Saat itu, mungkin karena aktivitas di kampus yang padat sekali, jadi capek dan akhirnya demam tinggi. Jadi, saya minta bantuan temanku untuk diantarkan ke RS Wahidin, karena itu yang paling dekat dari kos tempat saya tinggal kemarin,” sebut Jibratul.

Setelah tiba di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Jibratul pun langsung memperoleh penanganan dari dokter. Prosesnya juga diakui Jibratul tidak rumit, pemeriksaan yang dilakukan dokter mengharuskannya untuk menjalani rawat inap untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Selama perawatan dan pengobatan, ia juga tidak dibebani biaya sedikit pun bahkan obat-obatan juga diberikan secara percuma.

“Sampai di RS Wahidin, saya langsung ditangani sama dokter. Alhamdulillah, setelah diperiksa dan ditangani jadi agak membaik, namun tetap harus diawasi. Jadi saya dirawat di sana selama sehari sampai dibiarkan pulang. Dengan adanya BPJS Kesehatan ini, memang sangat membantu sekali bagi saya. Sejak awal menginjakkan kaki di rumah sakit, sampai pulang kembali ke rumah, tidak ada biaya yang perlu saya keluarkan sama sekali, bahkan obat-obatan diberikan tanpa ada biaya tambahan,” lanjut Jibratul.

Ia mengaku BPJS Kesehatan melalui Program JKN tidak perlu diragukan lagi, semua kalangan masyarakat bisa rasakan manfaatnya. Jibratul menghimbau kepada seluruh masyarakat agar bisa segera bergabung ke Program JKN. Menurutnya, program ini dapat membantu masyarakat jika suatu saat terkena penyakit. (mad/has/B)

  • Bagikan

Exit mobile version