Soroti Infrastruktur Desa dan Urbanisasi, Supriadi Siap Berjuang di Parlemen

  • Bagikan
Dr. Supriadi narasumber pada kegiatan Diskusi Redaksi Radar Selatan, Selasa, 9 Juli 2024

BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Dr. Supriadi, caleg terpilih DPRD Kabupaten Bulukumba dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Bontobahari-Bontotiro, berkomitmen untuk memperjuangkan perbaikan infrastruktur desa dan menghentikan arus urbanisasi yang terus meningkat.

Saat hadir sebagai narasumber di kegiatan Diskusi Redaksi RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID yang digelar di ruang resaksi Kantor Harian RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID, Selasa, 9 Juli 2024, Dr. Supriadi menyoroti beberapa masalah utama yang dihadapi oleh masyarakat Bulukumba, khususnya di wilayah pedesaan.

"Tugas utama kita adalah memenuhi kebutuhan masyarakat, dan yang paling mendesak adalah perbaikan jalan. Berdasarkan survei kebutuhan masyarakat, 22 persen masyarakat fokus pada kondisi jalanan," paparnya.

Supriadi menyampaikan, saat dirinya berkampanye keluhan yang paling sering  diterima adalah mengenai kondisi jalan yang rusak.

"Kalau tidak salah saat ini masih ada sekitar 30 persen jalan di Bulukumba masih dalam kondisi rusak dan membutuhkan perbaikan," ujarnya.

Selain masalah infrastruktur jalan, Dr. Supriadi juga menyoroti masalah pertanian yang menjadi tulang punggung perekonomian Bulukumba.

"Pertanian di Bulukumba menghadapi berbagai masalah, mulai dari distribusi pupuk yang tidak merata, serangan hama babi yang merugikan petani, hingga masalah air bersih yang banyak dikeluhkan masyarakat, terutama di Bontobahari," jelasnya.

Meski tingkat pendidikan di Bulukumba cukup baik, terutama di tingkat SMA ke atas, Dr. Supriadi menyoroti fenomena urbanisasi yang merugikan desa-desa di Bulukumba.

"Bulukumba sebenarnya sangat bergantung pada desa, dengan 37 persen pendapatan daerah bruto berasal dari pertanian dan perikanan. Namun, ironisnya, orang-orang pintar yang berasal dari desa justru meninggalkan desa untuk mencari pekerjaan di kota-kota besar dan industri," ungkapnya.

Dr. Supriadi melihat urbanisasi sebagai masalah umum yang tidak hanya terjadi di Bulukumba, tetapi juga di seluruh Indonesia.

"Salah satu misi kami adalah menyetop arus urbanisasi, terutama urbanisasi orang-orang pintar. Desa yang kita harapkan menjadi pusat perkembangan justru kehilangan potensi terbaiknya," ujarnya.

Hal itu, kata Supriadi, mirip dengan yang terjadi di Jepang, di mana lahan-lahan pertanian banyak yang menjadi hutan karena tidak dikelola.

Menurut Dr. Supriadi, pemerintah perlu memberikan perhatian lebih kepada desa dan generasi muda yang tinggal di sana.

"Pemerintah ke depan harus memperhatikan desa, memberikan bantuan yang layak kepada generasi muda yang tinggal di desa, dan memudahkan akses bantuan bagi semua orang yang ada di desa," harapnya.

Termasuk infrastruktur desa harus diperbaiki, internet harus sampai ke pelosok-pelosok, dan jalan-jalan harus dalam kondisi baik.

"Jika Jepang yang infrastrukturnya sudah maju saja masih mengalami masalah ini, apalagi Indonesia," tegasnya.

Dr. Supriadi berharap dengan perhatian yang lebih besar dari pemerintah, desa-desa di Bulukumba bisa menjadi tempat yang nyaman untuk tinggal dan bekerja, sehingga arus urbanisasi bisa ditekan dan desa-desa bisa berkembang dengan potensi yang mereka miliki.****

  • Bagikan

Exit mobile version