Santriwati di Bulukumba Kabur dari Pesantren: Antara Korban Perundungan atau Kerasukan Gaib

  • Bagikan
Ilustrasi

BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- AN santriwati salah satu pondok pesantren di Kecamatan Gantarang melarikan diri dari pesantren diduga akibat mendapatkan perundungan dari temannya.

Santriwati berusia 15 tahun asal Kecamatan Bontobahari tersebut sempat dilaporkan hilang dari Ponpesnya pada Jumat sore, 24 Juli 2024. Namun pihak BPBD baru menerima laporan pada Kamis dinihari, sekitar pukul 00.50 WITA.

Pihak Ponpes bersama warga dan dibantu oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang melakukan pencarian kurang lebih 8 jam akhirnya menemuman AN di salah satu rumah kosong yang letaknya beberapa kilometer dari pesantren.

Saat ditemukan A sudah dalam kondisi lemas, olehnya langsung dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H Andi Sultan Daeng Radja untuk mendapatkan perawatan intensif.

Berdasarkan laporan dari BPBD yang dirilis di grup WhatsApp Info Reaksi Cepat, AN diduga melarikan dari dari pesantren karena depresi akibat terbebani tugas hafalan. Selain itu, AN juga diduga telah menjadi korban perundungan oleh temannya.

"Diketahui bahwa Adek A**** (korban) terbebani oleh hafalan yang membuat Depresi, pada Pukul 12:30 Siang terlihat oleh warga kebelakang Pondok dan Pukul 01.30 Siang telihat lagi oleh warga berjalan kaki kearah kota, semenjak saat itu (korban) sudah tidak terlihat lagi," bunyi kronologis kejadian yang dirilis oleh pihak BPBD.

Setelah korban berhasil ditemukan dengan kondisi selamat BPBD kembali melaporkan kronologis kejadian.

"Setelah melakukan briefing tim gabungan mendapatkan informasi bahwa korban yang hilang sudah ditemukan di salah satu rumah kosong warga, korban sampai ke rumah tersebut sekitar jam 3 sore mengikuti anak sekolah yang pulang sekolah. Menurut keterangan Babinsa dan keluarga korban melarikan diri dari pondok karena tertekan dibully sama temannya korban sempat menelan serpihan kaca sekitar 2 cm."

Sementara itu, pihak Pondok Pesantren membantah bahwa AN merupakan korban perundungan dan depresi akibat tugas hapalan.

Kiyai Rusli Ramlan selaku pembina Ponpes mengungkapkan bahwa apa yang menimpa santriwati bersangkutan tidak bisa dijelaskan secara akal sehat, menurutnya AN meninggalkan pesantren karena diduga dirasuki oleh hal gaib.

Kiyai Rusli juga menyampaikan berdasarkan pengakuan dari AN, bahwa ia meninggalkan Ponpes karena mengikuti bayangan hitam dan adanya bisikan gaib yang menyuruhnya terus berjalan.

"Memang saat itu (saat proses pencarian, red) ada yang lain-lain, kaki ini memang terasa berat untuk melangkah. Dan katanya ini anak saat masih sore dia melihat pembinanya yang mencari, tapi yang mencari ini tidak bisa melihatnya. Kalau istilahnya disobbu gaib," terangnya.

Terkait tugas hapalan dari Ponpesnya kepada santri, menurutnya itu memang menjadi rutinitas dan merupakan hal yang sudah lumrah di pesantren.

Sementara soal dugaan perundungan, menurutnya terjadi misinformasi yang beredar di publik. Rusli menjelaskan bahwa tidak ada perundungan yang terjadi terhadap AN, melainkan teman-temannya hanya bercanda karena prestasi AN menurun setelah libur panjang.

Bercandaan dari teman-temannya, menurut Kiyai Rusli tidak berkaitan dengan kaburnya AN dari pondok. Tetapi menurutnya kejadian itu sudah lama sebelum kejadian.

Sementara itu, pihak keluarga korban yang ditemui RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID di RSUD H Andi Sultan Daeng Radja membenarkan bahwa AN dirasuki oleh roh jahat. Keluarga korban meminta agar AN dirukiyah. ****

  • Bagikan