Kisah Amsir,  Penderita Penyakit Diabetes yang Terus Berjuang Untuk Sembuh

  • Bagikan

Amsir seorang laki-laki kelahiran  1971 silam, merupakan pasien penderita penyakit diabetes yang sampai saat ini terus berjuang untuk sembuh.

11 Agustus 2024 lalu dengan dengan menggunakan mobil sehat dari desa, ia diantar oleh Pemerintah Desa Bontobulaeng, Kecamatan Bulukumpa ke RSUD H Andi Sulthan Daeng Radja,  dan sampai saat ini masih di rawat.

Relawan sosial mandiri Bulukumba, Andhika Mappasomba bercerita bahwa sebelum mendapat perawatan intensif di RSUD, Amsir  telah lama terbaring, sendirian di rumahnya, Bonto Bulaeng Bulukumpa. Dia mengalami diabetes akut. Seluruh tubuhnya sakit dan luka serius pada kakinya.

"Sebelumnya tidak mudah  memang untuk membawa Amsir ke Rumah Sakit. Dia tidak memiliki keluarga dekat yang siap standby menemani, saudarinya tinggal cukup jauh demikian dengan ponakannya, ditambah lagi banyak faktor manusiawi yang membatasi. Meski demikian, saudarinya kerap datang ke rumah Amsir, jaraknya cukup jauh, puluhan kilometer, untuk mengurus makan dan kebersihan Amsir. Amsir agak sulit mandiri, dia tak bisa banyak bergerak karena lukanya saat itu," katanya, Rabu 21 Agustus 2024.

Salah satu faktor penting yang membuat Amsir dan keluarganya tidak berdaya saat itu adalah soal biaya. Meski memiliki BPJS, tapi akomodasi keluarga penjaga setiap hari ke RSUD, kebutuhan tubuh pasien tentu tidaklah ringan. Apalagi, jarak Kampung Amsir ke Kota cukup jauh, lebih dari 20an kilometer.

"Kemdiain kami memberi pendapat, sebaiknya Amsir dibawa ke RSUD agar memiliki kepastian ikhtiar sembuh. Meski tidak memiliki penjaga dan tidur sendirian di ruang perawatan, sesekali, kami sebagai relawan siap untuk turut memantau secara bergantian. Bahkan, kita bisa carikan orang yang siap diberi upah untuk mengurusnya di RS jika ada yang mau," jelasnya.

Andi Abdul Karim, nama lengkap dari Andhika Mappasomba,  juga menyampaikan  Amsir pernah menikah dan punya 1 anak, namun bercerai dan tidak ada komunikasi lagi dengan anaknya yang katanya di Malaysia. Di rumahnya selama ini, Amsir sendirian di Desa Bonto Bulaeng, Kecamatan Bulukumpa.

"Kata saudarinya, di masa sehat, Amsir cukup rajin beribadah dan dia juga rajin membaca Al Quran. Saat saya mengajaknya syahadat, shalawat, dan istighfar, dia berjuang dan terbata-bata mengikuti saya," tuturnya

Tepatnya 14 Agustus 2024 lalu, Amsir menjalani amputasi jari kaki. Saat ini masih terus menjalani perawatan di RSUD Bulukumba, dijaga secara bergantian oleh keluarganya.

Istrinya  bernama Marwah di Kampung Serre Bonto Bulaeng dan anaknya bernama Irham, kabarnya saat ini sedang di Laha Dato Malaysia. Amsir pulang ke Bulukumba dan tinggal seorang diri di kampungnya. Karena sakitnya, dia tidak bisa mengurus dirinya sendiri.

Hingga 21 Agustus ini Amsir masih terus mendapatkan perawatan secara itensif di ruang ICU, selama dirawat biayanya oleh relawan  selama semingguan. Hari ini baru dibantu biaya permakanan oleh Baznas Bulukumba.

" Operasi Amputasi kaki yang sudah infeksi karena gula. Sulit menelan makanan, sudah menjalani cuci darah 1 x, belum lanjut karena stabilitas darah dan kesadaran yang masih labil," tutupnya. (****)

Penulis: Fitriani SalwarEditor: Haswandi
  • Bagikan