BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Bupati dan Wakil Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf dan Andi Edy Manaf, disambut ratusan warga saat menghadiri Laonruma Art Festival, di Desa Bialo, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba, Kamis, 19 September 2024.
Laonruma merupakan tradisi masyarakat petani di Kecamatan Gantarang kususnya di Desa Bialo setelah masa panen raya.
Kegiatab tersebut merupakan wujud rasa syukur masyarakat atas rezeki hasil panen yang melimpah.
Laonruma Art Festival kali ini mengangkat tema 'Mattuppu Ri Ade'e, Mappasanre Ri Ade'e', atau dalam bahasa Indonesia memiliki makna 'berpegang kepada adat, dan bersandar kepada agama'.
Ketua Panitia Laonruma art Festival, Agusriadi Maula, menjelaskan, Laonruma adalah naskah yang memuat tentang cara bercocok tanam, perubahan iklim, termasuk siklus musim tanam.
"Baik itu tanaman palawija maupun padi, atau ilmu yang mempelajari hubungan antara ruang dan waktu terhadap alam semesta. Kegiatan ini sebagai wujud rasa syukur kita kepada Allah atas berkah dari rezeki hasil panen," kata dia.
Jenis hubungan yang dipelajari, lanjut dia, meliputi asal usul garis kultur dari ruang dan waktu yang berkaitan dengan alam semesta berdasarkan kosmologi Bugis.
Yakni terbagi menjadi 3 bagian, yaitu Botting langi (dunia atas), Alekawa (dunia tengah) dan Uri Liyu (dunia bawah).
Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf mengapresiasi kegiatan tersebut.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini, yakni Kamis-Jumat (19-20/9/2024), bukan hanya menjadi hiburan kepada masyarakat saja.
Lebih dari itu, kegiatan ini memberikan nilai edukasi terhadap anak-anak muda tentang tradisi dan budaya lokal yang begitu beragam.
"Kegiatan ini sangat luar biasa, dan kami mengapresiasi panitia karena tentunya kegiatan ini memiliki nilai-nilai edukasi terhadap tradisi dan budaya kita yang sangat kaya. Apalagi peserta karnavalnya melibatkan anak-anak," kata Andi Utta, sapaannya.
Pemerintah Kabupaten Bulukumba, lanjut Andi Utta, memiliki perhatian lebih terhadap tradisi dan budaya.
Salah satunya dengan dibangunnya Gedung Ammatoa, yang fungsinya bukan hanya untuk gedung perkantoran saja.
Tapi gedung tersebut juga nantinya bakal memiliki fasilitas ruang seni dan budaya.
"InsyaAllah, kita akan segera memiliki Gedung Ammatoa, yang nanti akan lebih besar dari Gedung Pinisi. Tahun ini sudah mulai dibangun," jelasnya. ****