BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Sebagai langkah memberdayakan remaja tidak sekolah, Universitas Muhammadiyah (UM) Bulukumba melalui skema Penelitian Fundamental Reguler dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia telah merampungkan penerapan model Bilingual Storynomics Tourism di Desa Wisata Ara, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sabtu 21 September 2024.
Puncak pelaksanaan penelitian yang digelar di Kantor Desa Ara, dilaksanakan oleh Tim Peneliti dengan Ketua Dr. Andi Nurhikmah, S.Pd., M.Pd. didampingi oleh Dr. Anugerah Febrian Syam, S.Pd., M.Pd., Andi Eritme Yustika Abrar, S.Pd., M.Pd. dan Syayyidina Ali, S.Pd., M.Hum. dari UM Bulukumba.
Ketua tim, Dr. Andi Nurhikmah, dalam kesempatan itu menyampaikan, penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih jauh bagaimana model bilingual storynomics tourism mampu memperkuat kesadaran akan pentingnya mengembangkan wisata lokal sekaligus melibatkan anak tidak sekolah sebagai remaja sadar wisata dalam mengenal dan mendalami sejarah tempat pariwisata di daerahnya sekaligus memahami nilai-nilai budaya yang terkandung.
"Seluruh tim peneliti yakin bahwa nilai-nilai sejarah dan ekologi budaya tempat wisata yang turun temurun secara lisan diketahui oleh masyarakat di kecamatan Bontobahari dan sekitarnya dapat menjadi landasan kuat untuk mengembangkan program-program kesadaran wisata yang lebih efektif menjangkau pihak luar dan sesuai dengan nilai-nilai lokal," ucapnya.
Sementara itu, Dr. Anugerah, salah seorang tim peneliti mengatakan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam upaya pemberdayaan remaja tidak sekolah, dengan mengedepankan keterampilan berbahasa dalam mempromosikan nilai-nilai sejarah, situs, dan ritus tempat wisata lokal yang memang sangat kaya di Kabupaten Bulukumba ini.
“Penelitian ini juga membukukan cerita rakyat, mitos, nilai-nilai sejarah, dan cerita unik dari tempat wisata yang selama ini hanya tersampaikan secara lisan yang bertujuan untuk menjadi medium promosi wisata lokal,” lanjutnya.
Eritme anggota peneliti lainnya mengungkapkan, partisipasi aktif masyarakat, baik dari pemerintah desa Ara, komunitas lingkar remaja, remaja putus sekolah, dan kelompok sadar wisata, maupun Yayasan Pendidikan Anugerah Syam dan PKBM Afsana sebagai mitra Dinas Pendidikan dan UNICEF untuk program pengembalian anak tidak sekolah ke sekolah menunjukkan bahwa isu pemberdayaan remaja putus sekolah dan pelestarian wisata lokal merupakan perhatian bersama yang membutuhkan kolaborasi lintas sektor.
"Model storynomics tourism ini tidak hanya mengingatkan kita tentang besarnya potensi alam wisata di Bulukumba, tetapi juga menyadarkan kita betapa kayanya budaya dan nilai-nilai sejarah yang terkandung yang bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik dan mancanegara," sebutnya.
Syayyidina yang juga tim peneliti, menambahkan bahwa bilingual storynommics tourism memiliki peranan penting dalam membentuk set skill keterampilan dwibahasa yang efektif diterapkan untuk tujuan pariwisata.
“Dalam konteks ini, bilingual storynomics tourism dapat menjadi kunci untuk membangun kesadaran wisata daerah yang berkelanjutan, di Kabupaten Bulukumba” jelas Syayyidina Ali.
Sementara itu, Kepala Desa Ara Dr. H. Amiruddin Rasyid, M.Pd. menyampaikan pentingnya memahami nilai-nilai sejarah dan aspek cerita terkait wisata di daerah ini karena mengajarkan kita untuk menjaga budaya bersama dan memperkuat kesadaran akan pentingnya melestarikan nilai-nilai yang menjadi keunikan di daerah ini yang tidak dimiliki oleh daerah lainnya.
“Dengan adanya penelitian ini memberi makna mendalam yang relevan dalam konteks perubahan global saat ini, di mana generasi muda harus menyadari bahwa alam merupakan warisan yang harus dijaga demi kelangsungan hidup di masa depan,” ujarnya.
Dilain pihak, Ketua Yayasan Pendidikan Anugerah Syam (YPNUSA) Dra. Bau Dahniar, M.Si. yang menaungi remaja tidak sekolah, merasa sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini sehingga remaja tidak sekolah menjadi sadar sekaligus bangga dapat terlibat dan berpartisipasi dalam program wisata desa yang muaranya untuk memberikan keterampilan dan kecakapan hidup yang menunjang kualitas pendidikan dan akses belajar bagi para remaja putus sekolah.
Sedangkan, Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Bulukumba, Muhammad Akil, S.Sos., M.Si., di Gedung Pinisi Kantor Dinas Pariwisata menyampaikan bahwa upaya mengintegrasikan pelestarian dan pengembangan tempat-tempat wisata di Bulukumba telah dilakukan dan berupaya terus menggiatkan program berkelanjutan sehingga mampu menjangkau seluruh tempat wisata yang ada di Bulukumba.
"Namun, model storynomics tourism dengan pendekatan dwibahasa ini diharapkan mampu mengisi aspek yang memang belum disentuh dan bisa menjadi faktor lenting dalam melestarikan nilai-nilai sejarah, budaya, cerita, dan kisah dibalik tempat wisata tersebut," katanya pada Jumat, 20 September 2024.
Rangkaian pelaksanaan penelitian dengan judul "Incorporating Local Culture into Bilingual Storynomics Tourism to Develop E-Learning Module for Non-School Adolescents" juga melibatkan mahasiswa UM Bulukumba (Fahmi Aulia, Astria Amanda, Nurul Afifa Tunnisa, Yuli Yandira, Edwin, Al Ansar, dan Ince Nuraziza Imana). Keterlibatan mahasiswa sebagai pendamping remaja tidak sekolah dalam melatih keterampilan dwibahasa ini mendapat rekognisi SKS sesuai capaian penelitian.
Selain itu, penelitian ini terlaksana dengan melibatkan berbagai tokoh dari sektor pariwisata dan pemberdayaan anak tidak sekolah, termasuk Dinas Pariwisata Kabupaten Bulukumba, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bulukumba, Pemerintah Desa Ara, Yayasan Pendidikan Anugerah Syam (YPNUSA), PKBM Afsana, Komunitas Lingkar Remaja, Penggiat Wisata, Praktisi Budaya, serta Kelompok sadar wisata. **