Prof Saleh Tajuddin: Kesadaran Politik Masyarakat Bulukumba Rendah Akibatkan Politik Uang dan Golput

  • Bagikan

BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Guru Besar UIN Alauddin Makassar, Prof Dr Muhammad Saleh Tajuddin menyoroti kesadaran politik masyarakat Bulukumba yang dinilai masih rendah. Ini diungkapkan Prof Saleh Tajuddin saat memberikan kontribusi pemikiran pada Dialog Tanpa Baper yang digelar di Warkop Bundaran Kota, Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, Kamis 26 September 2024.

Menurut Prof Saleh Tajuddin, masih rendahnya kesadaran politik masyarakat mengakibatkan warga dengan mudah terlibat money politics (politik uang) dan Golput. Problem inilah yang perlu untuk dijawab dan dicarikan solusinya.

Seperti pernah diumumkan oleh Bawaslu, ada 20 daerah di Indonesia yang dianggap rawan politik uang dan Kabupaten Bulukumba berada di urutan ke-8.

Data dari Bawaslu itu diperoleh melalui analisa penelitian menggunakan data kualitatif dari tingkat provinsi dan kabupaten serta diskusi kelompok yang menemukan bahwa praktik politik uang berpotensi terjadi di seluruh provinsi.

Salah satu yang sangat penting dan berperan adalah kehadiran pemuda. Menurut Prof Saleh, pemuda adalah individu yang sedang mengalami perkembangan fisik, psikis, intelektual dan spritual dan merupakani calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya. "Pemuda perlu ditingkatkan semangat, pengetahuan (integrasi Pendidikan agama dan umum), serta skill atau keterampilannya," jelas pakar politik ini.

Prof Saleh juga mengingatkan bahwa pembangunan di suatu negara atau daerah  tidak hanya pada perekonomian saja, tetapi juga harus disertai dengan pembangunan sumber daya manusianya.

Di era globalisasi yang kerap disebut era modernisasi ini sangat diperlukan Sumber Daya Manusia yang memadai. Hal ini karena manusia merupakan titik sentral dalam kegiatan pembangunan. Pembangunan ekonomi yang dilakukan tidak akan berjalan dengan baik tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang baik juga.

"Sinergitas pemerintah, sektor swasta, organisasi, dan individu terhadap pembangunan holistik (peningkatan SDM dan SDA) menjadi keniscayaan," tegasnya. ***

  • Bagikan

Exit mobile version