BULUKUMBA,RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Jutsuka kembali membawa nama baik Kabupaten Bulukumba dengan berhasil menjadi satu-satunya UMKM sebagai nominasi penerima UPAKARTI kategori Pengabdian dari Kementerian Perindustrian. Penghargaan UPAKARTI adalah penghargaan yang diberikan kepada pihak-pihak yang berjasa, berprestasi dan aktif dalam pengembangan dan pemberdayaan industri kecil dan menengah (IKM). Penghargaan UPAKARTI kategori pengabdian memiliki kriteria yakni telah mengembangkan industri kecil dan industri menengah paling sedikit 5 tahun terakhir, belum pernah menerima penghargaan Upakarti, mendampingi UMKM setidaknya 5 (orang), serta melengkapi berbagai berkas usulan yang dapat diakses di web upakarti.kemenperin.go.id.
Rizki Awal Findy, S.Pi menjadi sosok utama dibalik brand “Jutsuka”. Kabupaten Bulukumba memiliki potensi perikanan yang sangat besar dengan garis pantai sepanjang 128 km dan jumlah nelayan mencapai 12.810 orang pada tahun 2023 dengan produksi 55.612 Ton. Namun, potensi ini belum dapat dimanfaatkan secara optimal karena sebagian besar hasil tangkapan nelayan dijual dalam bentuk segar tanpa melalui proses pengolahan yang lebih lanjut akibat minimnya industri pengolahan hasil perikanan di Kabupaten Bulukumba. Hal inilah yang menggugah Rizky yang berprofesi sebagai penyuluh perikanan mengembangkan usaha pengolahan hasil perikanan.
"Infonya total ada 24 dari seluruh Indonesia dari 2 kategori (Pengabdian dan pelopor). Prosesnya masih tahap untun masuk semifinal dan final 24 dari seluruh Indonesia," katanya, Kamis 26 September 2024.
Pada hari Selasa, 24 September 2024 telah dilaksanakan Fact Funding dari Tim verifikasi Kementrian Perindustrian yang didampingi oleh Dinas perindustrian dan perdagangan Provinsi Sulsel, Kepala dinas Perindustrian dan perdagangan Kab. Bulukumba, Dinas Koperasi UKM dan tenaga kerja Kabupaten Bulukumba, Dinas Perikanan Bulukumba, BPJS Ketenagakerjaan Bulukumba, Anggota DPRD Bulukumba Fraksi Nasdem, Camat Ujung Loe, Kepala Desa Balleanging dan Mitra Binaan Kecamatan Bontobahari.
Selama ini, stigma negatif masyarakat terhadap ikan kering yang dinilai sebagai makanan yang kurang menarik. Melalui brand “Jutsuka” yang berarti “ikan kering yang saya suka”, Rizky Awal Findy mengolah ikan segar menjadi ikan kering dengan mengedepankan kualitas dan inovasi yang dapat menjadi produk yang bernilai tinggi dan diminati pasar. Terbukti Jutsuka telah mengantongi legalitas seperti sertifikat NIB HALAL, P-IRT, dan SKP/GMP.
" Dengan adanya iominasi ini juga menjadi motivasi bagi saya untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Saya menyadari bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam mengembangkan UMKM perikanan. Oleh karena itu, saya akan terus berupaya untuk meningkatkan kapasitas diri dan tim, menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, serta mengembangkan inovasi-inovasi baru dalam bidang perikanan. Saya berharap ke depannya, sektor perikanan di Sulawesi Selatan dapat semakin maju dan berdaya saing," jelasnya.
Rizky tidak hanya fokus pada keuntungan pribadi, namun juga melibatkan dan membina para nelayan serta pelaku usaha lainnya. Ia berperan aktif dalam memberikan pelatihan, akses pasar, informasi terkini tentang teknologi pengolahan ikan serta mengakses permodalan. Melalui brand “Jutsuka”, Rizky berupaya membangun ekosistem untuk mendukung pertumbuhan industri pengolahan ikan di Kabupaten Bulukumba. Dengan demikian, beliau berharap dapat menginspirasi pelaku usaha lainnya untuk mengembangkan produk-produk olahan ikan yang bernilai tambah tinggi. Untuk mengetahui informasi dan pemesanan produk Jutsuka bisa mengakses https://jutsuka.id/. (***)