BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Pemerintah Kabupaten Bulukumba terus melakukan persiapan untuk pembangunan Bandara Wisata Bulukumba yang berlokasi di antara Desa Ara dan Desa Caramming, Kecamatan Bontobahari. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan sektor pariwisata dan mobilitas di Bulukumba.
Sekretaris Dinas Perhubungan Bulukumba, Idham Chalid Mappatunru, mengungkapkan bahwa sekitar 80 hektare lahan telah disiapkan untuk pembangunan bandara tersebut.
Ia menambahkan bahwa studi kelayakan (FS) proyek ini telah dikerjakan sejak 2023, dengan fokus berubah dari bandara umum menjadi bandara wisata.
"Saat ini proses pembebasan lahan sudah selesai, dengan anggaran sebesar Rp10 miliar yang merupakan bantuan keuangan dari provinsi untuk pembebasan lahan," jelas Idham, Selasa, 1 Oktober 2024.
Selain itu, tim telah mulai melakukan pemasangan pal batas untuk memastikan batas lahan bandara.
Kepala Bidang Kehutanan dan Pelestarian Lingkungan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Bulukumba, Rahmat, menyampaikan bahwa pemasangan pal batas dilakukan pada Sabtu dan Minggu, 28-29 September 2024, mencakup area seluas 80,546 hektare.
"Pemasangan pal batas ini dilakukan untuk memastikan bahwa lahan bandara tidak memasuki kawasan Taman Hutan Raya (Tahura)," ujar Rahmat.
Tim yang terlibat dalam pemasangan ini terdiri dari berbagai instansi, termasuk Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Disperkimtan) Bulukumba, DLHK, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR), Bappeda, BKAD, serta Camat Bontobahari, pemerintah desa dan kelurahan setempat.
Selain itu juga dilibatkan tokoh masyarakat, mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Bulukumba (UMB), dan Universitas Hasanuddin (Unhas).
Pembangunan Bandara Wisata Bulukumba diharapkan dapat mendukung perkembangan pariwisata di kawasan ini, terutama mengingat potensinya sebagai destinasi wisata alam dan budaya yang semakin populer di Sulawesi Selatan.****
