Nama Kurirta tentu sudah sangat familiar ditengah-tengah masyarakat, tentunya karena usaha yang bergerak dibidang jasa kurir ini sudah sangat eksis.
PT.Kurirta Creatif Hub Perusahaan jasa kurir yang berdiri sejak tahun 2020, tentunya telah memberikan kontribusi yang sangat besar untuk kemajuan perekonomian di Kabupaten Bulukumba.
Rizaldi Pakusadewa, selaku founder, menyampaikan bahwa kehadiran Kurirta tidak hanya sekedar mengejar omset semata, melainkan untuk memberdayakan masyarakat.
"Tahun 2020 silam saat itu masa Covid, dimana saat itu banyak UMKM yang lumpuh, banyak pekerja yang terpaksa harus kehilangan pekerjaan, bahkan saat itu aktivitas masyarakat sangat dibatasi, sehingga saat itu saya berinisiatif menghadirkan jasa kurir ini," katanya.
Memiliki banyak pekerja, memiliki kantor tetap, buka cabang di mana-dimana tentu itu tidak langsung dicapainya. Awal dibukanya sekira setahunan lebih Kurirta masih harus nebang di salah satu Cafe, bahkan sempat juga mengontrak. Drivernya saat itupun masih beberapa orang itupun dari teman nongkrong yang nyambi jadi kurir.
"Seiring berjalannya waktu, trafficnya terus naik, banyak orang yang mulai menawarkan diri untuk bergabung, hingga akhirnya kurirta terus eksis dan bertahan sampai saat ini, dan telah membuka beberapa cabang bahkan telah memiliki Basecamp atau kantor tetap," jelasnya.
Rizaldi yang juga merupakan korban dari tsunami Palu beberapa tahun silam, semakin membuktikan eksistensi Kurirta, dengan di bukanya Cabang kurirta di beberapa daerah. Selain di Bulukumba, Kurirta juga hadir di Bone, Gowa, dan dalam waktu dekat akan launching di Pare-pare serta Makassar. Khusus di Bulukumba selain hadir di wilayah kota, Kurirta juga hadir di kecamatan-kecamatan, seperti di Ujung Loe.
"Khusus di Bulukumba saja ada sekita 312 karyawan, kalau ditotal dari seluruh cabang sudah sampai diangka 1000 an," jelasnya.
Rizaldi punya cara tersendiri untuk mengukur keberhasilan jasa kurirnya, bukan soal nilai uang yang diperoleh dari usahanya, melainkan seberapa banyak driver yang dimiliki Kurirta.
"Kalau soal uang prinsip saya, uang itu bisa habis, jadi saya lebih kepada seberapa banyak masyarakat yang terbantu dengan kehadiran Kurirta, seberapa banyak masyarakat yang kami berdayakan," bebernya.
Ini terbukti, selaku Founder ia tidak mengambil banyak dari pendapatan kurir. Misalnya sekali mengantar di wilayah kurir mendapatkan biaya ongkir Rp 6.000, yang masuk ke perusahaan hanya Rp1.000 sementara sisanya Rp5.000 diberikan kepada driver yang bersangkutan.
"di Kurirta bukan hanya sekadar jadi driver sajar, tak banyak yang tau bahwa di Kurirta memiliki jenjang karir. Banyak yang awalnya hanya driver kami tarik jadi Admin bahkan jenjang karir lebih tinggi," tuturnya.
Kehadiran Kurirta juga mengedukasi masyarakat untuk bekerja keras, bekerja kemudian menikmati hasilnya.
"Daripada pinjaman online, lebih baik jadi kurir, kan jelas pendapatannya. Ini juga sebagai upaya untuk mengurangi korban-korban pinjaman online," tambahnya.
Mantan Manager di salah satu hotel ternama di Kota Palu ini, juga membeberkan bahwa salah satu kunci sehingga Kurirta bisa eksis sampai saat ini adalah niat yang tulus untuk membantu sesama.
"SDM kami juga tingkatkan kualitasnya termasuk para driver selalu diingatkan untuk memiliki etika yang baik, sopan baik dalam bertutur kata maupun bersikap, utamanya kepada pelanggan. Bahkan untuk memberikan perlindungan seluruh karyawan juga kami daftar di BPJS Ketenagerjaan," urainya.
Konsep pemberdayaan masyarakat ini juga semakin diperkuat dengan banyaknya driver Kurirta yang telah berhasil. Seperti menyelesaikan kuliah dari hasil jasa kurir, buka usaha bahkan masih banyak lainnya.
Sekadar informasi, karyawan kurirta memiliki latar belakang yang berbeda-beda, seperti mahasiswa, ibu rumah tangga, tukang, bahkan seorang polisi juga ikut bergabung. Kemudian juga eks-tahanan juga dibina supaya lebih mandiri. (****)