BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Karama Cendekia, Kecamatan Rilau Ale menggelar serasehan berbagi praktik baik komunitas literasi, bertempat di Aula TBM Karama Cendekia, Minggu, 27 Oktober 2024.
Pelatihan yang merupakan program penguatan komunitas literasi ini menghadirkan pemateri dari Kabupaten Gowa, Darmawan Denassa, yang juga Ketua Forum TBM Sulawesi Selatan dan pendiri Rumah Hijau Denassa yang baru saja menerima penghargaan Nugrahajasa Dharma Pustaloka Pepustakaan Nasional 2024. Selain Denassa, hadir juga pemateri Idris R Makkatutu dari Komunitas Tanda Baca Kindang Bulukumba.
Ketua TBM Karama Cendekia, Hadi Kasmaja DS, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan kegiatan kelima yang dilaksanakan oleh TBM Karama Cendekia, sebagai tindak lanjut penggunaan dana Bantuan Pemerintah untuk Komunitas Literasi (Banpem Komlit) 2024.
"Kegiatan serasehan ini merupakan program yang didanai oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek, ini kegiatan kelima yang telah kami laksanakan dan dihadiri oleh beberapa peserta dari komunitas literasi yang bertujuan agar peserta mendapatkan inspirasi dari praktik baik yang telah dilaksanakan oleh dua komunitas yang menjadi narasumber, dimana salah satu komunitas tersebut baru saja memperoleh penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka 2024 dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia," ungkap Hadi.
Sementara itu, Ketua Forum TBM Sul-Sel, Denassa dalam kegiatan tersebut menyampaikan pentingnya niat, kerja ikhlas, dan kerja cerdas dalam mengelola komunitas.
"Segala sesuatu tergantung niat, niat yang baik akan menghasilkan kebaikan, dulu kami dicibir karena meninggalkan kampus dan kembali ke kampung untuk berliterasi, namun saat ini karena kerja ikhlas dan kerja cerdas ribuan orang telah datang belajar dan mengeluarkan uangnya di tempat kami, mereka yang datang tidak hanya dari dalam negeri bahkan luar negeri, bahkan saat ini komunitas kami bisa membuka lahan pekerjaan baru untuk masyarakat sekitar," imbuhnya.
Sejalan dengan hal tersebut, pemateri lainnya Idris R Makkatutu dari Komunitas Tanda Baca Bulukumba juga menyampaikan suka, duka, dan tantangan mengelola komunitas literasi.
"Kami juga kerap dicibir, kok S2 ngurus kebun, sampah, dan ban bekas. Namun kami tetap semangat, karena saat ini komunitas kami juga pelan-pelan sudah terasa manfaatnya ditengah-tengah masyarakat melalui beberapa kegiatan pemberdayaan masyarakat dan wirausaha yang telah dilaksanakan, kemudian agar komunitas bisa survive perlu adanya kolaborasi, jejaring, dan rajin promosi," tutupnya. **