Debat Kandidat Bisa Pengaruhi Elektabilitas Paslon, Meski Tidak Signifikan

  • Bagikan
Ilustrasi debat (ist)

BULULUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Debat Kandidat dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 termasuk di Kabupaten Bulukumba dianggap dapat membawa pengaruh terhadap elektabilitas Paslon.

KPU Bulukumba menggelar debat terbuka antar Paslon Bupati dan Wakil Bupati Bulukumba di Gedung Bersama RMB Bulukumba, pada Minggu, 3 November 2024.

Pada debat pertama Pilkada Bulukumba itu mengangkat tema "Transformasi Tata Kelola Pemerintahan dan Penegakan Hukum yang Berkeadilan Melalui Pembangunan Daerah demi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Bulukumba."

Sosiolog Universitas Negeri Makassar (UNM), Sopian Tamrin mengemukakan bahwa debat kandidat dalam Pilkada adalah cerminan objektif yang bisa jadi bahan pertimbangan terkait kualitas kandidat.

"Kelebihan debat karena kesempatan para kandidat menguji lawan politiknya. Apa mereka paham masalah di daerah yang akan  dipimpinnya. Seberapa detail pemahaman mereka terkait setiap masalah," jelasnya.

Idealnya menurut Sopian, para pemilih menentukan pilihannya setelah menyaksikan debat kandidat. Namun tidak bisa dipungkiri juga bahwa sebagian besar masyarakat sudah punya preferensi bahkan pilihan.

"Sehingga kadang-kadang debat hanya tahapan formalitas, jauh dari dari efek pengaruh yang diharapkan," ungkapnya.

Sopian menyatakan, salah satu hal yang membuat debat hanya terkesan formalitas karena panelis tidak melakukan penggalian jawaban dari pertanyaan mereka.

Untuk pengaruh elektabilitasnya, menurut Sopian debat kandidat dianggap memiliki pengaruh terhadap elektabilitas, namun tidak signifikan.

Sopian Tamrin menjelaskan, debat kandidat dalam Pilkada biasanya menjadi rujukan bagi kalangan tertentu, yakni Kelompok pemilih rasional.

"Kita anggaplah kalangan akademisi dan kelompok pemilih rasional sebagai segmennya. Namun jumlahnya kan tidak banyak. Itupun kalau mereka menyempatkan menyaksikan prosesi debatnya," jelasnya.

Sementara itu, dilansir dari JawaPos, Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan, pengaruh debat terhadap elektabilitas berkisar antara 3 hingga 5 persen.

Namun, beda cerita bila kandidat melakukan kesalahan fatal dalam debat tersebut. Kesalahan itu akan berdampak serius terhadap elektabilitas paslon.

”Entah salah menjawab atau dalam bersikap selama debat,” kata Djayadi dilansir dari JawaPos.

Sebenarnya, lanjut dia, fungsi debat lebih banyak untuk memperkuat orang-orang yang sudah mendukung sedari awal. Jadi, mereka semakin yakin dengan kandidat yang akan dipilih.

”Sebab, yang menonton itu pendukung masing-masing kandidat,” paparnya.

Namun, debat juga bisa berpengaruh terhadap pemilih yang masih ragu-ragu dan pemilih kritis. Asalkan, format debat harus memungkinkan untuk masing-masing kandidat berdebat secara substantif, interaktif, dan saling adu gagasan.

”Yang paling penting tidak formalistis,” tegasnya. ****

  • Bagikan

Exit mobile version