BULUKUMBA,RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Kebijakan pembelian bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite dengan menggunakan sistem barcode mulai menuai persoalan di Kabupaten Bulukumba. Sejumlah pengendara mengeluhkan sulitnya mendapatkan pertalite di beberapa Sentra Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Arin salah salah seoarang pengendara megaku kesulitan mendapatkan BBM jenis pertalite sejak dua hari terakhir. Bahkan ia rela mengantre lama bersama pengedara lainnya untuk mendapatkan bahan bakar, namun tak juga kebagian.
"Tadi saya mau isi di Pertamina (SPBU, red) di Bicari, tapi tidak ada stoknya. Sebelumnya saya juga mau isi di Pertaminan Tanete tapi antriannya cukup panjang karena hanya satu yang terbuka untuk pengisian motor," keluhnya, Rabu, 6 November.
Tidak hanya itu, lanjut Arin, kelangkaan bahan bakar jenis pertalite juga terjadi di tingkat penyecer.
"Banyak juga penjual eceran tidak ada pertalite, kosong semua. Katanya ada pembatasan juga kalau mau beli di SPBU jadinya terbataski juga yang na jual," jelasnya.Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan dan Kemetrologian Disdagrin Kabupaten Bulukumba, Andi Mirza Milanie, mengaku stok BBM jenis pertalite di Kabupaten Bulukumba cukup.
"Mungkin dikira langka karena biasa antre, itu karena adanya aplikasi yang dipake scan di SPBU jadi kadang itu yang buat antre," ujarnya.
Namun pasa dasarnya, lanjut Mirza, aturan penggunaan barcode yang diberlakukan Pertamin bertujuan agar bahan bakar bersubsidi tepat sasaran.
"Untuk barcode kalau motor saya llihat pihak SPBU bantu masyarakat pake scannya. Inipun sistem barcode, masih tahap uji coba," tutupnya. (**)