KPU Bulukumba Gelar Kemah Demokrasi, Dorong Partisipasi Pemilih Pemula di Pilkada 2024

  • Bagikan

BULUKUMBA, RADARSELATAN.CO.ID -- Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bulukumba menggelar kegiatan Kemah Demokrasi yang berlangsung di GOR Matajang dan Gedung PKK Bulukumba pada 9-10 November 2024.

Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 300 peserta yang terdiri dari berbagai organisasi pemuda seperti Karang Taruna, komunitas kepemudaan lainnya, serta perwakilan siswa SMA yang berusia di atas 17 tahun.

Komisioner KPU Bulukumba, Rakhmat Fajar yang hadir pada pembukaan Kemah Demokrasi, Sabtu 9 November 2024 menjelaskan Kemah Demokrasi ini menjadi bagian dari upaya untuk membekali generasi muda dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang demokrasi, pentingnya keterlibatan dalam proses politik, dan peran mereka dalam Pilkada 2024.

"Melalui kegiatan ini, generasi muda diharapkan dapat lebih sadar akan hak pilih mereka serta memahami kontribusi mereka dalam pembangunan daerah melalui Pilkada," jelasnya.

Fajar merincikan tujuan kegiatan tersebut yakni meningkatkan pemahaman generasi muda tentang demokrasi, menanamkan nilai-nilai demokrasi dan penghargaan terhadap perbedaan pendapat, mendorong partisipasi aktif pemilih pemula, serta memfasilitasi interaksi antar pemuda dari berbagai organisasi dan komunitas.

"Melalui kegiatan ini, kita berharap generasi muda Bulukumba akan semakin peduli terhadap demokrasi dan peran mereka dalam membangun daerah. Kemah Demokrasi ini juga diharapkan dapat menjadi wadah bagi mereka untuk saling bertukar ide dan pengalaman," ungkap Fajar.

Hadir menjadi narasumber pada kegiatan ini, Ketua Bawaslu Bulukumba Bakri Abubakar yang membawakan materi soal Pentingnya Pengawasan Partisipatif dan akademisi Dr Andi Muhammad Asbar yang membawakan materi soal Demokrasi dan Peran Pemilih Pemula di Pilkada 2024.

Hal penting yang mengemuka pada diskusi di ajang Kemah Demokrasi adalah fenomena politik uang. Bakri Abubakar menegaskan jangan pernah gunakan hak suara kita dengan cara yang tidak benar. "Jangan memilih karena uang. Uang 100 ribu atau 500 ribu itu tidak membuat kita kaya. Jangan diperbudak dengan politik uang. Karena sesungguhnya politik uang itu sebuah kejahatan demokrasi," tegasnya.

Hal senada juga disampaikan Dr Andi Muhammad Asbar. Dosen STAI Al Gazali Bulukumba ini mengutip hujjatul Islam Imam Al Ghazali yang menyebutkan bahwa sesungguhnya kerusakan masyarakat disebabkan kerusakan para penguasa atau pemimpin, dan kerusakan pemimpin disebabkan kerusakan ulama. Dan kerusakan ulama disebabkan oleh cinta harta dan kedudukan. Barang siapa yang dikuasai oleh ambisi duniawi, ia tidak akan mampu mengurus rakyat kecil. (***)

  • Bagikan