Cerita Firman OYPMK Bangkit Dari Keterpurukan *Kini Jadi Motivator Bagi OYMPK di Jeneponto

  • Bagikan
Firman.

MAKASSAR, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Firman pemuda Kelahiran Jeneponto 16 Oktober 1990 yang beralamat di Dusun Prasangan Beru Kecamatan Bontoramba Kabupaten Jeneponto adalah salah satu Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYMPK) dengan kondisi yang dialaminya tidak menjadi penghambat baginya untuk tetap meraih impian yang diinginkan.

Saat ditemui disela-sela kegiatan pelatihan menulis yang menghadirkan Jurnalis Profesional, Jurnalisme Warga dan OYPMK oleh NLR dan PPNM di Kota Makassar, Firman bercerita bahwa dirinya didiagnosa penyakit kusta itu pada tahun 2018. Pada saat itu beliau tidak mengetahui bahwa sakit yang diderita itu adalah kusta bahkan keluarganya sempat berpikir bahwa itu adalah sakit karena guna-guna (santet) bahkan ia sempat dibawa untuk berobat ke dukung (orang pintar) untuk berobat. Namun tidak terjadi perubahan.

"Waktu itu, saya di Kolaka ikut bersama saudara dari Bapak, tiba-tiba muncul bercak disebagian tubuh dan hampir setiap hari saya demam. Waktu saya juga tidak tau kalau sakit yang saya alami itu kusta. Ada yang menganggap ini terjadi karena guna-guna (santet) dan keluarga di Kolaka itu takut melihat kondisi saya waktu itu. Hingga akhirnya saya dipulangkan ke Jeneponto. Setiba di Jeneponto atas bujukan dari Kakek dan Nenek akhirnya saya dibawa ke Puskesmas untuk berobat," jelas.

Setelah melalui pemeriksaan, dan hasilnya ia terdiagnosa penyakit kusta. Disaat itu ia merasa sangat tidak terima dan merasa terpukul hingga menyebabkan terjadinya reaksi yang mengakibatkan sekujur tubuhnya kaku.

"Gejala awal yang saya rasakan munculnya bercak putih yang seperti panu akan tetapi tidak gatal dan mati rasa kemudain jika terkena matahari menjadi kemerah merahan, bahkan saya sempat mengalami kekakuan pada seluruh tubuh. Pada saat didiagnosa mengalami penyakit kusta disitu saya sangat tidak menerima," ungkapnya Firman dengan nada halusnya.

Pemuda 34 tahun itu menuturkan pada saat itu pula, kurang lebih 3 bulan lamanya ia mengurung diri malu bergaul dengan teman-teman dan tetangga. Mengapa ia tidak menerima dirinya didiagnosa kusta, karena dari lingkungan keluarganya tidak ada yang pernah mengalami kondisi tersebut.

"Kalau berbicara bahwa kusta adalah penyakit yang ditimbulkan karena faktor keturunan, itu salah besar buktinya saya didiagnosa mengalami kusta padahal kalau dari orang tua keduanya tidak ada yang mengalami kondisi tersebut begitupun dari kakek nenek kami. Dikeluarga hanya saya seorang diri yang mengalami penyakit ini," tambahnya Firman Putra dari Pasangan Almarhum Nambung dan Almarhumah Adaria.

Hal yang membuat Firman bangkit dari keterpurukannya, Ia mengungkapkan salah satunya itu, pada saat ia melakukan pemeriksaan di Puskesmas dan ternyata penyakit kusta tidak seperti yang ia bayangkan ternyata kusta itu dapat disembuhkan ditambah lagi adanya dukungan penuh dari keluarga untuk kembali bangkit.

"Kurang lebih 1 tahun lamanya saya berobat dari tahun 2018 sampai 2019. Pada saat berobat saya mendapatkan edukasi dari tenaga kesehatan bahwa penyakit yang saya alami itu dapat disembuhkan dan ketika sudah sembuh itu tidak terulang lagi, hingga akhirnya semangat saya kembali tergugah untuk kembali beraktivitas seperti sedia kala atau seperti pada masyarakat umumnya," ujar Alumnus SMA Negeri 1 Kolaka Sulawesi Tenggara itu.

Beliau juga bercerita pada saat didiagnosa mengalami penyakit kusta beruntungnya, Firman tidak menemukan adanya stigma yang tidak baik dari lingkungan sekitarnya. Hanya saja dirinya merasa malu bergaul dengan tetangga dan teman-temannya.

"Pandangan orang sekitar tidak ada masalah. Justru sebaliknya saya mendapatkan perlakuan baik dan saya di berikan motivasi agar berobat dengan baik agar bisa sembuh," lanjutnya.

Ia juga mengungkapkan motivasi lainnya yang terus membuatnya semangat adalah ketika ia tergabung dalam sebuah komunitas sosial yakni PerMaTa (Perhimpunan Mandiri Kusta) di wilayahnya. Disitu beliau menemukan ruang atau wadah untuk kembali menemukan jati dirinya.

"Di PerMaTa ini saya menemukan banyak hal-hal baru salah satunya dimana saya menemukan teman baru yang terus memberikan saya inspirasi dan dukungannya," jelas Firman.

Dari hal tersebut, baginya dengan kondisi fisik yang terbatas seperti ini, beliau bersyukur karena masih bisa diberi kesempatan untuk mencari rezeki dengan cara yang halal, karena diluar sana banyak sekali orang-orang dengan kondisi yang lebih baik darinya tapi mencari rezeki dengan cara yang Tuhan tidak sukai.

"Saya sangat bersyukur meski dengan ketebatasan saya mampu bekerja. Sekarang saya bekerja sebagai Teknisi di PT. Maha Mitra Sejati (MMS) INGENICO, yang bergerak di bidang tranksaksi EDC," sebutnya.

Lebih lanjut Firman menceritakan dari keikutsertaannya di PerMaTa dengan banyaknya pengalaman dan pemahanan yang ditemukan, Firman merasa terpanggil untuk membantu orang di sekitarnya, yang juga OYPMK untuk membantu mereka dalam proses penyembuhannya.

"Saya merasa terpanggil untuk ikut membantu mereka dan mematahkan stigma masyarakat terkait penyakit kusta ini. Ada lima OYPMK yang rutin saya berikan konseling, memberikan mereka motivasi agar bisa sembuh dari penyakit yang di alaminya dan ketika suatu hari saya tidak mengunjunginya kehidupan mereka serasa tak lengkap dan rindu akan hadirnya saya," bebernya.

Hadirnya Firman ditengah-tengah OYPMK di daerahnya, membawa semangat dan spirit baru bagi OYPMK lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh Marri pria kelahiran 31 Desember 1969. Ia mengaku bangga dan bersyukur Firman hadir dalam kehidupannya. Ia merasa ada yang memperhatikan ada yang peduli dengannya.

"Firman ini sangat membantu saya. Kalau saya tidak mau pergi berobat kadang saya dipaksa katanya ini demi kesembuhan saya sendiri lagi pula obat yang disiapkan itu tidak dibeli atau gratis kadang juga Firman ini datang langsung ke rumah membawakan obat didampingi orang (tenaga kesehatan) dari Puskesmas. Ini semua yang membuat saya merasa bersyukur dengan hadirnya Firman," ucapnya dengan nada pujiannya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Rifaldi salah satu pemuda kelahiran Bontolebang, 13 September 2003. Ia mengungkapkan Firman itu bagaikan pahlawannya.

"Kak Firman itu sangat membantu saya selalu mendampingi apapun yang menjadi keluhan saya ketika terdiagnosa penyakit kusta itu. Kata Kak Firman apapun yang menjadi problem itu ada penyelesaiannya. Sama halnya ini kalau mau berobat pasti akan sembuh dari situ saya terus bangkit dan semangat untuk sembuh hingga akhirnya setelah melalui mengobatan selama enam bulan saya dinyatakan sembuh dan sampai sekarang bisa kembali beraktivitas seperti sedia kala," beber pemuda yang beralamat di Bontolebang Desa Marayoka Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto.

Disela-sela perbicangan bersama Firman, Ia juga mengungkapkan prinsip hidup atau motivasi yang terus dipegangnya. Ia berkomitmen dalam dirinya untuk tetap sehat agar dapat terus bekerja untuk mendapatkan asumsi kehidupan. Mengingat dia juga merupakan anak yatim piatu yang ditinggal oleh kedua orangtuanya sejak kecil dan ia merupakan tulang punggung untuk keluarganya.

"Saya harus tetap semangat, kuat dan sehat agar dapat terus membantu orang kusta untuk sembuh dan bebas dari permasalahan yang di hadapinya. Disini saya mengajak kepada orang yang terdiagnosa kusta agar tetap semangat kusta bisa disembuhkan, tetap merawat diri dan makan-makanan yang sehat dan bergizi," pesan Firman. ***

  • Bagikan