As’adiyah Galung Beru Ikuti Sosialiasi Virtual Gerakan Janji Hidup Sehat

  • Bagikan
Ponpes As’adiyah Galung Beru Bulukumba, saat mengikuti sosialisasi GJHS, Sabtu 16 November 2024.

BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Pondok Pesantren (Ponpes) As’adiyah Galung Beru Bulukumba, mengikuti sosialisasi Gerakan Janji Hidup Sehat (GJHS), Sabtu 16 November 2024. 

Kegiatan yang dipusatkan di Ponpes Ummul Mukminin Makassar itu diikuti pesantren se Sulawesi Selatan (Sulsel), secara virtual.

Kegiatan tersebut terlaksana atas kerjasama Dinas Kesehatan Sulsel bersama Kanwil Kemenag Sulsel, yang digelar dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional Ke-60 yang jatuh pada 12 November 2024 lalu.

Acara Gerakan Janji Hidup Sehat ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan Sulsel DR. dr. H.M. Ishaq Iskandar mewakili Pj Gubernur. Turut hadir Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU) Kanwil Kemenag Sulsel, Ketua Badan Pembina Ponpes Putri Ummul Muminin, Direktur Ponpes Putri Ummul Muminin, Direktur Jenewa Madani, Perwakilan Dinas Pendidikan Sulsel, Pokja Tim Penggerak PKK Pemprov Sulsel, dan Pimpinan Wilayah Aisiyah Sulsel.

Dalam sambutannya, H. Aminuddin, Kabag TU Kanwil Kemenag Sulsel mengatakan, kini pesantren telah bertransformasi menjadi lembaga pendidikan favorit seiring perkembangan zaman. Menurutnya, tingginya animo masyarakat terhadap pesantren saat ini, tidak lepas dari terobosan yang dilakukan oleh pengelola dalam menepis stigma yang dialamatkan sebagai lembaga pendidikan yang kumuh dan tidak sehat.

"Dulu pesantren identik dengan kumuh, tidak sehat, dan dianggap bengkel untuk mendidik anak-anak nakal, mirisnya lagi dicap sebagai pilihan terakhir jika anak-anak tidak diterima di sekolah umum," ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan, penyakit yang lumrah di idap para santri pada waktu mondok adalah gatal-gatal, seperti kurap akibat fasiltas MCK yang tidak memadai.

"Saya tahu karena saya juga dulu santri. Kita gatal-gatal bahkan kurapan karena sering gantian celana dengan yang lain pada saat mandi. Itu karena kamar mandinya ada diluar," katanya.

Sehingga menurutnya, terbitnya UU Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren, menjadi rekognisi (pengakuan) Negara sehingga Pesantren mendapat perhatian dari berbagai stakeholder.

"Gerakan janji hidup sehat ini misalnya, adalah bentuk perhatian dan support Dinkes untuk melihat bagaimana generasi kita bisa sehat,” tambahnya.

Dihadapan seluruh hadirin, ia juga memaparkan adanya bantuan PUPR kepada pesantren berupa program sanitasi MCK standar, bantuan dari BLK untuk pembekalan keterampilan dan bantuan inkubasi bisnis dari Kemenag untuk pemberdayaan ekononi pesantren.

Ini semua, sambung Aminuddin merupakan bagian dari ikhtiar dalam rangka membangun SDM Pesantren yang sehat dan tangguh, serta berdaya secara ekonomi.

"Mudah-mudahan segera terbentuk Direktorat Jenderal Pesantren sehingga posisinya kuat dari sisi legalitas dan legitimasi dalam menjalankan fungsi pesantren sebagai lembaga pendidikan, lembaga dakwah, dan pemberdayaan masyakarat," tutupnya.

Juga hadir secara daring Direktur Promosi Kesehatan dan Pembangunan Masyarakat pada Kementerian Kesehatan RI, para Kepala Dinas Kesehatan dari 24 Kab/Kota, serta ratusan Pimpinan Pondok Pesantre se-Sulsel.

Dalam sambutannya, Dr. Elvieda Sariwati, Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat di Kementerian Kesehatan RI, mengajak seluruh santri untuk menjalani gaya hidup sehat dengan melakukan aktivitas fisik, minimal 150 menit setiap minggunya.

"Dengan rutin berolahraga, tubuh kita akan menjadi lebih bugar, bersemangat, dan bahagia. Kami mengimbau kepada pengasuh pesantren agar pesantren ikut berkomitmen menerapkan pola hidup sehat,” paparnya.

Berbagai kegiatan, seperti edukasi perilaku hidup bersih dan sehat, dan komitmen bersama janji hidup sehat, kegiatan juga diisi secara serentak dengan meminum tablet penambah darah dan diwarnai dengan berbagai games. ***

Penulis: SumEditor: Haswandi Ashari
  • Bagikan