BANTAENG, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -– Direktur bersama sejumlah Dosen AK-Manufaktur Kabupaten Bantaeng kembali menunjukkan dedikasinya untuk mendukung perkembangan usaha kecil dan menengah (UKM) di Kabupaten Bantaeng.
Kali ini, program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) difokuskan pada UKM Assiddiqah, produksi Teh dan Kerupuk Daun Kelor, dengan pendekatan inovatif melalui pembangunan green house dan pemberian alat Continous Sealer untuk mendukung pengelolaan usaha secara lebih modern dan efisien, Jumat, 6 Desember 2024.
Tim PKM UKM Assiddiqah, Arminas, Zainal Sudirman, Saparullah, Nulaidah dan Astuty, mengatakan kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk yang dihasilkan UKM Assiddiqah.
Green house yang dibangun dirancang sebagai tempat produksi yang lebih higienis dan ramah lingkungan, sementara alat Continous Sealer diberikan untuk membantu mempercepat proses pengemasan produk, sehingga lebih efisien dan memenuhi standar kualitas pasar.
Direktur AK-Manufaktur Bantaeng, Arminas, menjelaskan bahwa program pengabdian kepada masyarakat merupakan bagian dari upaya AK-Manufaktur Bantaeng untuk mendorong UKM lokal agar lebih maju dan mampu bersaing di tingkat regional maupun nasional.
"Kami berharap dengan adanya green house dan alat Continous Sealer ini, UKM Assiddiqah dapat meningkatkan efisiensi kerja, menjaga kualitas produk, dan memperluas pasar," kata Arminas.
Selain pembangunan infrastruktur dan pemberian alat, program ini juga mencakup pelatihan intensif untuk meningkatkan keterampilan anggota UKM dalam mengelola bisnis mereka. Mulai dari manajemen produksi, pengemasan, hingga pemasaran berbasis digital turut menjadi fokus pendampingan dari tim dosen.
Owner UKM Assiddiqaah, Erniwati, mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas dukungan dari AK-Manufaktur Bantaeng. "Dengan adanya green house dan alat pengemasan ini, kami merasa sangat terbantu. Produksi kami menjadi lebih efisien, dan kami optimis produk kami bisa bersaing di pasar yang lebih luas," ujarnya.
Program ini berlangsung selama beberapa bulan, dengan agenda utama berupa kolaborasi antara dosen dan pelaku UKM untuk memastikan keberlanjutan inovasi yang diterapkan.
AK-Manufaktur Bantaeng juga berkomitmen untuk terus memberikan pendampingan, agar UKM Assiddiqah mampu mengoptimalkan teknologi yang telah diberikan.
Melalui program ini, AK-Manufaktur Bantaeng menunjukkan perannya sebagai institusi pendidikan vokasi yang tidak hanya fokus pada pengembangan akademik, tetapi juga pemberdayaan masyarakat melalui inovasi yang berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi lokal. Diharapkan, program serupa dapat terus dilaksanakan untuk mendukung UKM di wilayah Bantaeng dan sekitarnya. (Mad/Has)