Menteri yang Tegas Melawan Korupsi, Sepenggal Kisah Masa Kecil Amran Sulaiman

  • Bagikan
Andi Amran Sulaiman bersama sahabatnya

JAKARTA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian dalam Kabinet Merah Putih, terus menjadi sorotan berkat ketegasan dan keberaniannya melawan korupsi.

Kisah hidupnya yang inspiratif, mulai dari anak desa miskin hingga menjadi pemimpin yang tegas, menjadi salah satu tema utama dalam tayangan Kick Andy Special Guest bertajuk Tikus Diracun Amran.

Lahir di desa terpencil di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Amran kecil harus bekerja keras membantu orang tuanya, seorang Babinsa dengan 12 anak.

Pekerjaan serabutan seperti menggembala sapi hingga menjual ikan dilakoninya demi membantu ekonomi keluarga. Namun, tekadnya yang kuat membawanya masuk ke Universitas Hasanuddin, Makassar, di jurusan Pertanian, meski hidup serba kekurangan.

Kisah hidupnya mulai berubah ketika ia berhasil menciptakan produk pestisida Tikus Mati Diracun Amran (TIRAN). Formula pestisida ini lahir dari keprihatinannya terhadap petani yang kerap menghadapi serangan hama. Meski awalnya sulit dipasarkan, kegigihan Amran akhirnya membuat TIRAN digunakan oleh 2,5 juta petani di Indonesia dan diekspor ke berbagai negara.

Namun, bukan hanya inovasinya di bidang pertanian yang membuat Amran menonjol. Ketegasannya dalam melawan korupsi di Kementerian Pertanian menunjukkan integritasnya sebagai pemimpin. Baru-baru ini, ia menonaktifkan 11 pejabat Kementan dan mem-blacklist empat perusahaan pupuk yang terbukti menyalahi aturan.

“Saya tegaskan, tidak ada kompromi terhadap korupsi. Siapapun yang bersalah akan dihukum, karena jika dibiarkan, itu sama dengan beternak kejahatan,” ujarnya.

Langkah ini dianggap berani di tengah budaya pejabat yang cenderung menutupi masalah di instansi masing-masing. Namun, bagi Amran, melindungi generasi penerus lebih penting daripada mempertahankan citra sesaat.

“Kita harus berani bertindak, demi masa depan bangsa. Kalau kita membiarkan kezaliman, kita sama saja berkontribusi pada kehancuran negara,” tegasnya.

Kisah perjuangan hidup dan prinsip tegasnya ini mencerminkan kepemimpinan yang tidak hanya peduli pada kemajuan, tetapi juga keadilan. Dalam pesan akhirnya, Amran menegaskan komitmennya untuk terus berjuang demi kepentingan rakyat dan petani Indonesia.

“Kalau resikonya berat, biar saya yang tanggung. Ini demi republik, demi petani, dan demi bangsa,” pungkasnya.

  • Bagikan