BANTAENG, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID — Ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda dan Petani Bantaeng, menggeruduk gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bantaeng, Rabu 18 Desember 2024.
Mereka memblokir jalan poros Bantaeng-Makassar, sambil bergantian menyampaikan orasi dengan mengadang truk box sebagai panggung orasi.
Dalam orasinya mereka menuntut DPRD Bantaeng, untuk mengevaluasi kinerja distributor dan pengecer pupuk subsidi yang ada di Kabupaten Bantaeng.
“Polemik lain yang kami temukan secara nyata disaksikan dan dirasakan oleh mayoritas petani di kabupaten Bantaeng adalah Harga Eceran Tertinggi pupuk bersubsidi kerapkali dipermainkan oleh pengecer dan distributor,” kata Jabal Rakhmad jendral lapangan pada aksi itu.
Menurut mereka, berdasarkan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk subsidi yang di tetapkan pada permentan no 49 tahun 2020 bahwa pupuk subsidi jenis Urea scharga 112.500 per zak dan jenis PNK scharga 115.000 per zak. Namun kata mereka, pada proses transaksinya beberapa pengecer nakal menjual pupuk subsidi di atas HET yang sangat tidak rasional.
“Sehingga imbasnya kepada para petani yang tidak tahu HET dan terdesak dengan kebutuhan perawatan tanaman. Maka dari itu, kami menuntut kepada DPRD Kabupaten Bantaeng untuk menghadirkan instansi dan pihak terkait agar bisa hadir dalam forum audiensi aksi demonstrasi yang kami lakukan,” tegasnya.
Mereka juga menyampaikan beberapa poin pernyataan sikap, yakni evaluasi kinerja distributor dan pengecer pupuk subsidi seKabupaten Bantaeng, evaluasi kerja kerja PPL dan kordinator penyuluh tingkat Kabupaten Bantaeng, mendesak KP3 untuk bekerja aktif dalam proses penyaluran pupuk bersubsid, adili distributor dan pengecer yang memainkan harga pupuk bersubsidi, dan mendesak pendistribusian pupuk bersubsidi secepatnya ke petani dengan harga yang normal.
Setelah melakukan orasi di depan gedung DPRD Bantaeng, massa merangsek masuk ke ruang rapat paripurna, dan berorasi, mereka menyesalkan lambat ditemui oleh anggota DPRD Bantaeng. Seusai menyampaikan orasi mereka berdialog dengan anggota DPRD Bantaeng untuk menemukan solusi. (Mad/Has)