BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Angka perceraian di Kabupaten Bulukumba sepanjang tahun 2024 masih cukup tinggi. Beberapa faktor utama yang memicu perceraian antara lain judi, mabuk, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dan permasalahan ekonomi.
Kasi Bimas Islam Kementerian Agama Kabupaten Bulukumba, Syafruddin, mengungkapkan bahwa perceraian masih menjadi masalah besar yang memerlukan perhatian serius.
Kementerian Agama melalui Kantor Urusan Agama (KUA) terus berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat untuk menekan angka perceraian.
"Kami di Kemenag, melalui kantor KUA yang ada di Bulukumba, telah mengadakan kursus calon pengantin dan program Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya kesiapan berumah tangga dan menghindari pernikahan dini," ujar Syafruddin.
Dalam kursus calon pengantin, calon suami dan istri mendapatkan edukasi tentang pentingnya kemandirian dalam rumah tangga, terutama terkait faktor ekonomi yang sering menjadi pemicu perceraian.
"Faktor ekonomi dan usia muda menjadi penyebab utama perceraian. Maka dari itu, kami menekankan pentingnya kesiapan finansial dan mental sebelum menikah," tambahnya.
Syafruddin menjelaskan, Kemenag juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan serta Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kabupaten Bulukumba dalam menjalankan program edukasi terkait pernikahan dan keluarga.
Berdasarkan data Pengadilan Agama (PA) Bulukumba, dari Januari hingga 23 Desember 2024, terdapat 752 perkara perceraian yang telah diputus. Angka ini terdiri dari 126 perkara cerai talak dan 626 perkara cerai gugat.
Untuk cerai talak, 94 perkara dikabulkan, 3 ditolak, 21 dicabut, 2 gugur, dan 6 tidak dapat diterima. Sedangkan cerai gugat didominasi oleh gugatan istri, dengan 488 perkara dikabulkan, 16 ditolak, 110 dicabut, 9 gugur, dan 3 tidak dapat diterima.
Ke depan, Kemenag Kabupaten Bulukumba berkomitmen untuk terus menjalankan program edukasi guna menekan angka perceraian dan meningkatkan kualitas kehidupan rumah tangga masyarakat.
"Kami akan melanjutkan program-program ini pada tahun 2025 dengan bekerja sama lebih erat bersama pihak-pihak terkait," pungkas Syafruddin.****