BULUKUMBA,RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID --
Di tengah hamparan biru laut dan terpaan angin tropis di Dusun Pulau Liukang Loe, Desa Bira, Kecamatan Bontobahari, terdapat kisah pengabdian yang penuh inspirasi dari dua bidan, Hasmiati dan Rina. Sebagai tenaga medis yang ditugaskan oleh YBM PLN UP3 Bulukumba, mereka telah menjadi "Cahaya Kehidupan" bagi masyarakat pulau yang terbatas akses kesehatannya.
Hasmiati dan Rina menjalankan tugasnya dengan penuh dedikasi, menyusuri jalanan pulau untuk memberikan pelayanan kesehatan langsung ke rumah-rumah pasien. Salah satu momen yang menggambarkan pengabdian mereka terjadi pada Minggu pagi, 12 Januari 2025, saat mereka melakukan kunjungan rumah.
Hasmiati memulai harinya dengan mengunjungi rumah Rinawati, seorang pasien yang menjalani operasi 12 hari lalu. Dengan tangan terampil dan hati-hati, Hasmiati membuka jahitan luka pasien, memastikan proses penyembuhan berjalan dengan baik. Ia memberikan edukasi kepada keluarga pasien mengenai perawatan luka lanjutan untuk mencegah infeksi.
Sementara itu, Rina mengunjungi rumah Hania, seorang ibu yang mengalami demam tinggi dan diare. Dengan tekanan darah 100/60 mmHg dan suhu badan mencapai 39,2°C, Hania membutuhkan penanganan segera. Bidan Rina memberikan pemeriksaan medis menyeluruh, menenangkan keluarga, dan memberikan obat-obatan yang disiapkan oleh YBM PLN.
“Ini adalah bagian dari tugas dan panggilan hati kami. Kami ingin masyarakat di Pulau Liukang Loe mendapatkan akses kesehatan yang layak meskipun berada di wilayah yang terpencil,” ujar Rina.
Sebagai bagian dari program sosial YBM PLN UP3 Bulukumba, pengabdian Bidan Hasmiati dan Rina tidak hanya membawa harapan, tetapi juga menunjukkan komitmen nyata PLN untuk mendukung kesehatan masyarakat. Melalui pemberian obat-obatan dan fasilitas medis, mereka memastikan kebutuhan kesehatan masyarakat terpenuhi.
Masyarakat Pulau Liukang Loe sangat berterima kasih atas kehadiran Bidan Hasmiati dan Rina. Di tengah keterbatasan fasilitas kesehatan, mereka adalah sosok yang membawa harapan dan kebahagiaan.
Kisah pengabdian kedua bidan ini menjadi pengingat bahwa di balik setiap senyum sehat yang terukir, ada perjuangan dan dedikasi tanpa pamrih. (**)