DLHK Bulukumba Perkenalkan Toko Isi Ulang, Solusi Kurangi Sampah Plastik

  • Bagikan
Toko Isi Ulang yang digagas DLHK Bulukumba dan Ecoton

BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID – Sebagai langkah nyata untuk mengurangi limbah plastik sekali pakai, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Bulukumba bersama Ecoton membuka toko isi ulang bernama Caring Circle.

Toko yang berlokasi di Kantor DLHK Bulukumba ini resmi beroperasi sejak 24 Desember 2024, lalu.

Kepala DLHK Bulukumba, Andi Uke Indah Permatasari, menjelaskan bahwa berdirinya toko ini merupakan hasil kolaborasi dengan Yayasan ECOTON.

Latar belakang utamanya, lanjutnya, adalah hasil penelitian yang menemukan kontaminasi mikroplastik di Sungai Balantieng, yang mengungkapkan ancaman serius terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.

Pada tahap awal, toko ini menyediakan berbagai produk rumah tangga dan perawatan pribadi, seperti detergen, sabun cuci piring, sampo, hingga pembersih kaca. Pelanggan cukup membawa wadah sendiri untuk diisi ulang, sehingga mengurangi penggunaan kemasan plastik sekali pakai.

“Kami juga mengintegrasikan toko ini dengan Bank Sampah, di mana saldo nasabah bisa digunakan untuk transaksi isi ulang produk,” ungkap Andi Uke, Selasa, 14 Januari 2025.

Pengawas Fungsional DLHK Bulukumba, Vera Sirait, yang bertugas mengelola toko, menyebut bahwa pelanggan saat ini masih didominasi pegawai DLHK, termasuk petugas kebersihan.

“Ke depan, kami akan menyasar kantor-kantor pemerintah dan sekolah-sekolah di sekitar kantor DLHK,” ujarnya.

Firly dari Ecoton menambahkan bahwa sampah plastik jenis sachet merupakan salah satu yang paling sulit dikelola. Berdasarkan riset di Desa Batukaropa pada September 2024, sampah residu, termasuk sachet, ditemukan sebanyak 21 persen.

“Sampah sachet yang dibakar atau dibuang ke lingkungan dapat berubah menjadi mikroplastik, yang memiliki sifat pengganggu hormon. Jika masuk ke sungai atau lingkungan, mikroplastik ini bisa mengancam kesehatan manusia,” paparnya.

Toko isi ulang seperti Caring Circle diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengurangi pencemaran plastik dengan mengajak masyarakat beralih ke sistem pembelian isi ulang.

“Ini adalah upaya konkret untuk mengatasi masalah lingkungan sekaligus membangun kebiasaan baru yang lebih ramah lingkungan,” tutup Firly.****

  • Bagikan

Exit mobile version