BANTAENG, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Kasus kejahatan jalanan menjadi perhatian khusus bagai anggota DPRD Bantaeng. Kali ini menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan sejumlah perwakilan masyarakat Kabupaten Bantaeng, Selasa 14 Januari 2025.
RDP yang digelar di ruang sidang paripurna itu, dihadiri oleh sejumlah anggota lintas komisi DPRD Bantaeng, turut hadir beberapa pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Menurut salah seorang perwakilan warga Bantaeng, saat menyampaikan aspirasi, mengatakan bahwa pelaku kriminal khususnya anak dibawah umur untuk diberi perhatian khusus.
"Tujuan kami datang disini, bagaimana untuk mewujudkan rumah singgah sebagai wadah bagi pelaku pembusuran, karena di Polres juga kekhawatirannya di UUD tentang perlindungan anak, jadi kami meminta beberapa OPD terkait yang mampu menjadi solusi atau memberikan pembinaan," kata salah seorang warga saat menyampaikan aspirasi, dihadapan anggota DPRD Bantaeng.
Mereka fokus menyarankan ke DPRD Bantaeng untuk pembangunan rumah singgah, yang akan menjadi wadah bagi pelaku pembusuran.
Sementara warga lainnya, Riyawan menyarankan pencegahan dini terjadinya aksi kriminal, seperti pembuatan alat busur yang harus diminimalisir.
"Potensi lainnya juga yakni alat yang digunakan untuk membuat busur panah itu, kami usulkan kepada Dinkes untuk memberikan catatan kepada apotik, untuk tidak bebas memperjualbelikan keteter, tanpa ada rekomendasi dari pihak berkompeten," saran dia.
Sementara itu, politisi partai PKB Bantaeng, Asri Bakri mengatakan pihaknya akan serius dalam menanggapi maraknya kasus pembusuran yang terjadi di Bantaeng.
"Kami akan melakukan kolaborasi untuk membahas perda inisiatif DPRD, untuk bagaimana isi dari perda itu untuk mengatur tentang penanganan aksi pembusuran. Kami kedepan juga akan melakukan koordinasi dengan RSUD Bantaeng, untuk bagaimana tidak ada lagi biaya yang dikeluarkan oleh korban busur," kata Ketua PKB Bantaeng itu.
Anggota dewan lainnya, menanggapi serius persoalan aksi pembusuran yang marak terjadi akhir-akhir ini di Bantaeng, bahkan setiap pekan terjadi.
"Ini persoalan sangat serius, kita jangan main main. Jadi memang ada banyak faktor, sehingga peristiwa ini terjadi, salah satunya tidak ada perhatian dari orang tua dan sekolah, bagaiman edukasi tentang bahaya aksi kriminal ini. Kurangnya sosialisasi di sekolah-sekolah, kita ini baru bereaksi jika sudah terjadi. Bahwa kita semua punya harapan tdk terjadi lagi. Saya menekankan keseriusan," kata Ketua Komisi 1 DPRD Bantaeng, Marzuki Hasan. (Mad/Has)