Dari Demonstran ke Pejuang Subuh: Perjalanan Hijrah Musafir

  • Bagikan
Musafir, Mantan Demonstran Bulukumba

BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Nama Musafir, atau yang akrab disapa Bri, dulunya identik dengan perlawanan. Ia adalah seorang demonstran yang kerap turun ke jalan, menyuarakan kritik tajam terhadap kebijakan pemerintah. Namun, kini hidupnya berbalik arah.

Musafir bukan lagi seorang aktivis pergerakan yang bergelut dengan demonstrasi, melainkan seorang pejuang Islam yang aktif dalam komunitas Pejuang Subuh.

Musafir bukan orang baru dalam dunia aktivisme. Ia pernah menempuh pendidikan di Jurusan Arkeologi, Fakultas Sastra, Universitas Hasanuddin Makassar pada 1992. Namun, karena lebih sibuk dengan aksi demonstrasi, ia nyaris di-drop out sebelum akhirnya menyelesaikan studinya pada 1999.

Pada 2002, Musafir kembali ke Bulukumba dan semakin menekuni perannya sebagai demonstran. Kritik-kritik pedasnya terhadap pemerintah daerah bahkan membawanya ke ranah hukum.

Pada 2006, ia sempat divonis bersalah dalam kasus pencemaran nama baik DPRD Bulukumba. Namun, hukuman itu tak menyurutkan semangatnya untuk terus bergerak.

Di tengah kesibukan dan perlawanan yang ia jalani, Musafir menyadari bahwa dirinya semakin jauh dari Tuhan. Salat sering terabaikan, dan ia tak pernah terpikir untuk berjamaah di masjid.

Titik balik hidupnya datang pada 2018. Adiknya mengajak Musafir untuk bergabung dengan komunitas Pejuang Subuh, sebuah gerakan yang mendorong umat Islam untuk kembali mendekatkan diri kepada Allah, terutama melalui salat Subuh berjamaah di masjid.

"Dulu saya merasa hidup hanya tentang perjuangan dunia, tapi ternyata ada perjuangan yang lebih besar, yaitu menegakkan Islam dan mengajak orang-orang untuk hijrah," ujar Musafir saat ditemui di Masjid Pejuang Subuh, Rabu, 15 Februari 2025.

Keikutsertaannya dalam komunitas itu mengubah banyak hal dalam hidupnya. Musafir mulai rajin salat berjamaah di masjid, kembali belajar mengaji, dan mendalami ilmu agama. Perjuangannya kini tak lagi di jalanan, melainkan di jalan kebaikan.

Namun, ia menegaskan bahwa dirinya tak meninggalkan semangat perjuangan. Bedanya, kini ia memperjuangkan nilai-nilai Islam dan mengajak orang-orang untuk istiqamah dalam keimanan.

Kisah hijrah Musafir menjadi inspirasi bagi banyak orang. Dari seseorang yang berani menantang kekuasaan di jalanan, ia kini memilih untuk memperjuangkan nilai-nilai keislaman di masjid.

"Saya ingin menunjukkan bahwa perjuangan tidak hanya tentang melawan ketidakadilan di dunia, tetapi juga melawan hawa nafsu dan mendekatkan diri kepada Allah," tuturnya.

Kini, Musafir aktif mengajak masyarakat, khususnya anak muda, untuk kembali ke masjid dan menjadikan Islam sebagai pedoman hidup.

Baginya, hidayah adalah anugerah terbesar yang harus terus dijaga.
Perjalanan Musafir adalah bukti bahwa seseorang bisa berubah dan menemukan makna hidup yang lebih dalam.

Dari jalanan menuju masjid, dari demonstran menjadi Pejuang Subuh, sebuah perjalanan yang membuktikan bahwa tak ada kata terlambat untuk kembali kepada-Nya.****

  • Bagikan

Exit mobile version