BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Puluhan mobil ambulans menghebohkan warga Kabupaten Bulukumba dengan melakukan konvoi pada Selasa, 18 Maret 2025, menjelang buka puasa.
Kendaraan tersebut melintas dengan sirene menyala di sejumlah ruas jalan, termasuk Jalan Kusuma Bangsa, Caile, Kecamatan Ujungbulu.
Aksi ini sempat memicu kemacetan karena terjadi pada waktu menjelang buka puasa, saat lalu lintas padat oleh pengguna jalan lainnya.
Reaksi masyarakat terhadap konvoi ini beragam. Sebagian tidak mempermasalahkan, tetapi ada juga yang merasa terganggu. Salah satu warga, Yusuf, mengaku terkejut melihat banyaknya ambulans melintas dengan sirene berbunyi.
"Saya kaget pak, saya kira ada kejadian luar biasa sampai banyak sekali ambulans yang melintas dan menyalakan sirene darurat," ujar pria yang akrab disapa Ucu itu.
Sementara itu, aksi konvoi ini bertentangan dengan imbauan Kapolres Bulukumba yang sebelumnya melarang kegiatan serupa selama Ramadan, baik saat sahur maupun ngabuburit.
Kasat Lantas Polres Bulukumba, AKP Muhammad Idris, menyatakan bahwa pihaknya tidak menerima pemberitahuan resmi terkait konvoi tersebut.
"Infonya ada bukber bersama dengan para sopir ambulans. Namun tidak penyampaian resmi dan penanggung jawab acara," ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa pihaknya akan mengecek lebih lanjut mengenai tujuan dari kegiatan ini.
"Saya cross-check apa dan tujuan mereka pawai atau beriringan," jelasnya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan Bulukumba, Amrullah, mengungkapkan bahwa konvoi tersebut merupakan bagian dari kegiatan sosial yang dilakukan oleh komunitas sopir ambulans.
"Komunitas para sopir ambulans telah melakukan kegiatan bagi-bagi takjil di jalan untuk berbuka puasa bagi masyarakat," ujarnya saat dikonfirmasi RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID.
Amrullah menjelaskan bahwa mereka telah meminta izin untuk kegiatan berbagi takjil, dengan catatan tidak mengganggu pelayanan di fasilitas kesehatan.
"Mereka memang izin ke kami untuk melakukan aksi bagi-bagi takjil buka puasa di jalan-jalan. Saya mengatakan ke mereka yang penting tidak mengganggu pelayanan di tempat tugas masing-masing," jelasnya.
Menurutnya, kegiatan tersebut tidak mengganggu operasional layanan kesehatan karena masih ada ambulans yang tetap bersiaga. Ia juga menilai bahwa aksi beriringan di jalanan bukanlah pawai, melainkan bentuk eksistensi komunitas sopir ambulans di masyarakat.
"Mungkin bukan pawai, mereka hanya ingin menunjukkan eksistensinya bahwa mereka juga ada untuk masyarakat dan salah satu programnya adalah bagi-bagi takjil," pungkasnya.****