Sempat Tuai Kontroversi, Ternyata yang Seperti Ini Dimaksud “Sampah” oleh Andi Utta

  • Bagikan
Andi Utta saat menyampaikan sambutan dalam kegiatan Musrenbang di Pantai Merpati, Kecamatan Ujungbulu, Kabupaten Bulukumba, Kamis, 20 Maret 2025

BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf, akhirnya angkat bicara terkait potongan video yang beredar dari sambutannya pada acara buka puasa di Pantai Merpati, 3 Maret 2025 lalu. Dalam video tersebut, terdengar kata "sampah", yang kemudian menuai berbagai tafsiran di masyarakat.

Saat menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dan Safari Ramadan Kecamatan Ujungbulu di Pantai Merpati, Kamis, 20 Maret 2025, Andi Utta menegaskan bahwa video yang beredar telah dipotong sehingga tidak mencerminkan maksud dan konteks pernyataannya secara utuh.

Ia menjelaskan bahwa dalam sambutannya saat itu, ia mengajak masyarakat untuk bersatu membangun Bulukumba dengan mengibaratkan persatuan seperti sapu lidi.

"Ada pepatah yang mengatakan, satu lidi gampang patah, tapi jika banyak lidi diikat bersama, maka akan menjadi sapu lidi yang kuat untuk membersihkan sampah," ujar Andi Utta.

Menurutnya, jika lidi hanya satu per satu dan berserakan, maka lidi tersebut tidak berguna atau menjadi sampah. Filosofi ini ia gunakan untuk menggambarkan pentingnya persatuan dan kerja sama dalam membangun daerah.

Lebih lanjut, Andi Utta menjelaskan bahwa kata "sampah" yang ia sampaikan memiliki makna filosofis. Ia menegaskan bahwa siapa pun yang tidak berkontribusi dalam pembangunan, termasuk ASN atau pejabat yang tidak bekerja untuk masyarakat, bisa dianggap sebagai "sampah".

“Bahkan bupati yang sudah diberi amanah tetapi tidak bekerja dan tidak memberikan solusi untuk masyarakat, bisa juga disebut sebagai ‘sampah’,” tegasnya.

Ia menegaskan bahwa dirinya tidak ingin disebut sebagai "sampah", sehingga ia harus bekerja keras dan mencari solusi terbaik bagi masyarakat Bulukumba.

Bupati Andi Utta pun mengajak semua pihak untuk bersama-sama memikirkan kemajuan Bulukumba. Jika ada persoalan, ia mengimbau agar diselesaikan melalui dialog dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, bukan dengan menyebarkan informasi yang tidak utuh.****

Penulis: Baso Marewa

  • Bagikan

Exit mobile version