BANTAENG, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Kabupaten Bantaeng kini menjadi daerah dengan daftar tunggu jemaah haji terlama di Sulawesi Selatan, mencapai 48 tahun. Hal ini terungkap dalam kegiatan manasik Haji tingkat Kabupaten Bantaeng yang digelar di aula PLHUT kemenag bantaeng, beberapa waktu lalu.
Acara tersebut dihadiri langsung oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, Ali Yafid, bersama Wakil Bupati Sahabuddin, jajaran Forkopimda, Kakan Kemenag Bantaeng H. Djailani, serta perwakilan Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kemenag Sulsel.
Berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) per hari ini, jumlah daftar tunggu calon jemaah haji asal Bantaeng mencapai 8.474 orang. Dengan kuota yang terbatas, waktu tunggu bisa menembus hampir lima dekade. Ini menjadikan Bantaeng sebagai salah satu daerah dengan antusiasme haji tertinggi di Sulsel, sekaligus menghadapi tantangan besar dalam pemerataan keberangkatan.
Meski demikian, semangat para jemaah tetap tinggi. Tahun ini, sebanyak 181 jemaah haji asal Bantaeng siap berangkat, tergabung dalam Kloter UPG 8 bersama jemaah dari Kota Makassar dan Bulukumba. Mereka akan masuk Asrama Haji Embarkasi Makassar pada 5 Mei 2025, dan bertolak ke Tanah Suci keesokan harinya, 6 Mei 2025. Di antara mereka, terdapat jemaah tertua berusia 90 tahun, sebuah simbol kekuatan spiritual dan keteguhan hati.
Dalam kegiatan manasik, para jemaah mendapatkan pembekalan dari narasumber berpengalaman dan tersertifikasi. Salah satu pemateri utama adalah Asa Afif, Ketua Tim Bina Petugas Haji dan Haji Reguler Kanwil Kemenag Sulsel.
Materi manasik tidak hanya membahas tata cara pelaksanaan ibadah haji secara teori, tetapi juga menekankan pada praktik teknis, seperti penggunaan gelang identitas, rute perjalanan, serta simulasi pelaksanaan thawaf dan sa’i. Fokusnya adalah menjadikan jemaah mandiri dan siap secara fisik, mental, dan spiritual.
“Kami ingin memastikan seluruh jemaah tidak hanya paham secara teori, tetapi juga siap secara praktik. Kita siapkan mereka menghadapi kondisi lapangan di Tanah Suci. Inilah fungsi utama manasik haji,” jelas Asa Afif.
Kakanwil Kemenag Sulsel menegaskan bahwa seluruh fasilitas jemaah sudah dijamin negara melalui Kementerian Agama, mulai dari pemondokan, transportasi udara, konsumsi, hingga layanan kesehatan.
“Tugas jemaah hanya satu: fokus beribadah. Segala kebutuhan logistik sudah kami fasilitasi,” kata Ali Yafid.
Kabupaten Bantaeng sendiri dikenal sebagai daerah agraris-maritim yang kuat secara sosial-keagamaan. Di tengah pesatnya pembangunan sektor pertanian, perikanan, dan industri, semangat religiusitas masyarakat tetap menjadi pondasi utama tercermin dari tingginya minat untuk berhaji, meski harus menunggu puluhan tahun. (Mad/***)