Peneliti Remaja Se-Kabupaten Bulukumba Paparkan Potensi dan Ancaman di Daerah Aliran Sungai Balantieng

  • Bagikan

Para peneliti remaja Bulukumba saat berpose bersama.

BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Yayasan Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah bersama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bulukumba, Klik Hijau, dan Balang Institute memberikan penghargaan kepada pelajar SMP se-Kabupaten Bulukumba atas lomba karya ilmiah remaja bertajuk Potensi dan Ancaman di Daerah Aliran Sungai Balantieng.' 

Agenda ini merupakan salah satu upaya menumbuhkembangkan ketertarikan Gen-Z dalam dunia sains, meningkatkan rasa ingin tahu, serta menumbuhkan kepedulian lingkungan, dan ide inovasi dalam menangani pencemaran plastik sekali pakai yang terjadi di Sungai Balantieng.

"Saya ucapkan selamat bagi seluruh peserta atas prestasi yang telah diraih. Semuanya adalah pemenang yang sudah sangat hebat karena sudah memberikan sumbangsih melalui penelitian ilmiah dan ide-ide pengetahuan yang nantinya kan dipublikasikan sebagai jurnal ilmiah agar dapat diakses oleh lebih banyak orang," kata Firly Jannah Ketua Pelaksana Lomba KIR pada gelaran yang bertempat di Gedung Pinisi, Senin (16/06/2025).

la berharap, semakin banyak Gen-Z di Bulukumba yang tertarik untuk meneliti lingkungan utamanya Sungai Balantieng dan berinovasi dalam menjawab isu pencemaran mikroplastik yang dihadapi Sungai Balantieng.

Pada kompetisi ilmiah tersebut, terdapat 10 proyek penelitian KIR. Beberapa topik yang dipaparkan seperti temuan mikroplastik, karakteristik sampah plastik, jenis pohon di sekitar bantaran Sungai Balantieng, jenis serangga air yang menjadi bioindikator sungai, dan persepsi masyarakat terhadap cemaran plastik di Sungai Balantieng lolos tahap seleksi untuk masuk sesi penjurian.

Dewan juri yang hadir dalam kompetisi ilmiah ini terdiri dari Kabid Pengelolaan Sampah B3 dan Peningkatan Kapasitas DLH Bulukumba, Nasarudin Paguling S.T, Direktur KlikHijau Anis Kurniawan, serta Koordinator Riset dan Publikasi Balang Institute Adel Irmayanti.

Ini merupakan kali pertama Lomba KIR tingkat SMP se-Kabupaten Bulukumba ini diselenggarakan, namun para peserta telah melaksanakan proyek penelitian mereka sejak awal tahun 2025. Dalam proses penelitian finalis Lomba KIR, mereka dibimbing oleh mentor yang merupakan peneliti ECOTON dan guru pembina.

Di tengah tantangan tsunami informasi yang dihadapi oleh generasi muda, praktik riset ilmiah yang dilakukan dapat mengajak para pelajar untuk mengalami proses fokus berupa mengamati permasalahan lingkungan tertentu secara mendalam dan sistematis. Data penelitian yang diperoleh para pelajar meliputi tahapan wawancara, mengambil data ke lapangan menjadi proses belajar yang menjadi respon dalam menghadapi dampak negatif tsunami informasi di era digital ini.

Direktur Klik Hijau Anis Kurniawan mengatakan penelitian yang sudah dilakukan oleh para siswa SMP ini adalah bentuk peran generasi-Z sebagai edukator dan komunikator lingkungan sehingga lebih banyak pihak yang dapat terlibat dalam proyek riset masa depan.

"Menarik karena mereka mulai memahami tentang permasalahan sampah di sungai, juga akhirnya mulai merasakan bahwa tanggung jawab dalam pengelolaan sampah bukan hanya dari peran pemerintah, tapi juga masyarakat dan diri sendiri," ujar Anis. 

Riset ilmiah yang dikerjakan oleh para siswa juga menjadi pemantik kebersadaran tentang apa yg terjadi di lingkungan sekitar.

"Hal ini penting untuk menumbuhkan empati karena sejatinya Gen-Z ini yg paling cemas dalam merespon situasi sekarang, jadi dengan mereka punya banyak pengetahuan dan informasi tentang krisis pencemaran plastik di Sungai Balantieng, mereka bisa pelan-pelan berpikir telibat dalam aksi sekecil apapun, karena semua bermula dari pengetahuan dan kesadaran." tambahnya.

Pemenang Lomba Karya Ilmiah Remaja Tahun 2025 dengan tema Potensi dan Ancaman Palstik di DAS Balantieng adalah juara 1 SMPN 17 Bulukumba (Presepsi Petani Terhadap Pemakaian Aliran Sungai Balantieng: Studi Kasus Dampak Pada Kesejahteraan Petani Di Dusun Bentengnge, Desa Batukaropa, Kabupaten Bulukumba), juara 2 SMPN 40 Bulukumba (Identifikasi Keragaman Serangga Air di Sungai Balantieng Sebagai Bioindikator Kualitas Air), dan juara 3 SMPN 41 Bulukumba (SIPANTER Sistem Penyaring Sampah Terapung) untuk Mengurangi Pencemaran Sungai).

"Harapannya anak-anak bisa menjadi inspirator di lingkungan, sekolah, dan lingkungan terkecil di keluarga, karena semua bermula dari diri sendii, sehingga mereka bisa membagikan praktik baik yg sudah dilakukan ke banyak orang dan menjadi komunikator lingkungan yang diperlukan hari ini," tutupnya. (Sum/has/**)

Penulis: SumEditor: Haswandi Ashari
  • Bagikan