Prostitusi Online Marak di Bulukumba, Ancaman HIV/AIDS Makin Besar

  • Bagikan

BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Siapa sangka Kabupaten Bulukumba yang dikenal sebagai kabupaten yang religius  ternyata sudah terpapar prostitusi online.

RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID melakukan penelusuran di wilayah kota Bulukumba. Kami bertemu seorang perempuan muda. Sebut saja namanya Mawar. Perempuan berusia 25 tahun ini mengaku sebagai pekerja seks komersial (PSK) yang kerap beroperasi di wilayah kota Kabupaten Bulukumba dan sekitarnya.

Mawar mengaku menjajakan jasanya melalui daring menggunakan aplikasi sosial media. Mawar mengenakan tarif Rp 300 ribu hingga Rp 700 untuk satu kali melayani kliennya.

"Pelanggan itu dari semua kalangan, ada juga orang biasa ada juga (oknum) yang berpangkat," ungkap Mawar, saat ditemui RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID di suatu tempat beberapa waktu lalu.

Mawar mengaku bukan warga asli Bulukumba. Dia menetap tinggal di salah satu indekos yang ada di wilayah kota Bulukumba.

Dia sudah kurang lebih tiga tahun beroperasi di Kabupaten Bulukumba. Dan menurutnya di Kabupaten Bulukumba salah satu daerah yang paling banyak pelanggannya.

Kamar indekosnya itu juga sekaligus sebagai ruang kerjanya. Di sana dia melayani pelanggan yang membayar jasanya.

"Kalau ada tawaran dari WhatsApp atau MiChat saya arahkan ke kosan untuk saya layani. Kecuali pelanggan yang minta  di luar," bebernya.

Menurutnya, sejak adanya aplikasi sosmed dia bekerja secara mandiri atau tanpa diperantarai oleh mucikari.

Mawar merasa sangat terbantu dengan adanya aplikasi sosmed apalagi aplikasi yang dilengkapi dengan sistem pencarian teman sekitar.

"Untuk satu hari saja bisa sampai tiga yang datang, itu rata-rata ketemunya dari aplikasi," katanya.

Kalaupun bukan dari aplikasi, pelanggan bisa saja merupakan lemparan dari rekan satu profesi.

Mawar mengungkapkan di indekos yang ditempatinya saat ini saja banyak teman-teman yang seprofesi dengannya.

Fenomena ini tentu perlu mendapatkan perhatian bersama. Maraknya prostitusi merupakan suatu masalah sosial yang perlu diatasi. Paling tidak ada edukasi soal kesehatan  yang rentan dengan berbagai macam penyakit menular seksual.

Kerawanan ini juga menjadi perhatian Dinas Kesehatan Bulukumba yang terus berupaya menekan tingginya angka  HIV/Aids di Kabupaten Bulukumba.

Apalagi saat ini angka orang dengan HIV di Kabupaten Bulukumba masih cukup tinggi, dari data terakhir dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bulukumba sudah terdapat 24 orang yang terdeteksi terjangkit.

Sebelumnya, Kepala Dinkes Bulukumba, Hj Umrah Asnawi, memaparkan, bahwa dari 24 orang yang terjangkit HIV itu di antaranya 7 perempuan dan 17 laki-laki.

Menurutnya, penularan HIV yang paling rawan salah satunya karena perilaku seks yang tidak sehat.

Kelompok risiko antara lain wanita pekerja seksual (WPS) sebanyak 3 orang dan lelaki seks lelaki (LSL) sebanyak 4 orang, pasangan Risti 3 orang, pelanggan pekerja seksual terdapat 9 orang dan lainnya 1 orang.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bulukumba, Andi Mappiwali mengaku tidak mengetahui soal maraknya prostitusi di Kabupaten Bulukumba.

Kendati demikian, menurut Andi Mappiwali pihaknya senantiasa berkoordinasi dengan Satpol PP untuk mengatasi penyakit masyarakat termasuk prostitusi. (baso marewa)

  • Bagikan