Film-film Asal Makassar di Tengah Dominasi PH Raksasa

  • Bagikan

MAKASSAR, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID — Situasi pandemi memaksa pekerja perfilman berpikir ekstra untuk bisa bertahan selama dua tahun terakhir. Nyaris tak ada produksi film layar lebar di awal pandemi 2020. Hanya ada satu produksi yakni Film Ambo Nai Sopir Andalan yang syuting di masa pandemi dan kini filmnya sudah tayang di bioskop dengan perolehan penonton yang tak buruk.
Ketika banyak produser film kolaps, Production House yang mampu beradaptasi dan punya kapital besar lah yang bisa bertahan. Di Indonesia, kita mengenal keluarga Punjabi yang menakhodai perusahaan film MD Pictures dengan sederet judul film yang meledak di pasaran.

Bahkan selama pandemi Covid 19, boleh dikata di Indonesia, film produksi MD lah yang berhasil menyedot penonton terbanyak di bioskop tahun 2021 dan awal 2022.

Meski jumlah produksinya menurun, lantaran kesulitan bioskop beroperasi normal di masa PPKM ( Peraturan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), film MD tetap perkasa di layar lebar. Sebut saja Makmun yang meraih top box office di tahun 2021 dengan capaian 1.761.129 penonton. Sedangkan film “Kukira Kau Rumah” (2022) sudah meraih 2 juta lebih penonton film Indonesia.
Sama seperti PH lain, selama dua tahun pandemi, MD juga mengalami penurunan produksi yang drastis. Secara umum data produksi film bioskop tahun 2020 di angka 35 judul saja dan sekitar 36 judul pada tahun 2021.

Total penonton pun hanya 12.812.618 di tahun 2020 dan 4.491.185 di tahun 2021. Bandingkan dengan jumlah penonton dua tahun sebelum pandemi 2018 -2019 yang mencapai angka di atas 50 juta di dua tahun itu. Sedangkan produksi film, tahun 2018 sebanyak 128 judul film!

Dana segar dari China

Apa yang membuat MD bisa tetap perkasa meski ada gelombang Covid 19? Diam-diam, perusahan yang dibangun Manoj berdua ayahnya, Damoo Punjabi, rupanya berhasil mendapatkan dana segar 700 milyar rupiah dari Tancent Holding, perusahaan multimedia Cina.

Perusahaan itu membeli 14,62 persen saham MD. MD juga mendapatkan slot tayang di platform digital WeTV milik Tancent Holding dan di Disney + Hostar. Pencapaian itu menjadi kompensasi bagi MD karena hanya dapat memproduksi tiga judul film bioskop pada tahun 2020 dan dua judul pada 2021.

Multivision Plus sendiri hanya dapat memproduksi tiga judul untuk film bioskop dan lima webseries OTT dalam dua tahun pandemi. Hanya untuk penayangan di TV Nasional, jumlah produksi MVP bisa mencapai 10 Judul. “Ditambah dengan enam untuk platform OTT tahun 2022 ini,” terang Raam Punjabi.

Dasarnya gen petarung Raam optimistis pandemi segera berlalu, dan dia bisa kembali bekerja mengenjot produktifitas perusahaannya.

Star Vision, perusahaan film yang juga dikenal produktif, masih lumayan memproduksi 15 judul film bioskop dalam dua tahun itu. Hanya saja yang tayang baru 5 judul. “Lumayan, ada satu diantaranya termasuk box office. Yaitu : film Yowis Ben Finale,” kata Chand Parwez Servia, Boss Star Vision. Star Vision juga sudah melirik platform OTT sejak tahun 2018. ” Alhamdulillah. Dalam dua tahun ini sudah 7 judul yang tayang di OTT,” tambahnya.

Di Makassar, ada 786 Production yang tetap berproduksi selama pandemi. Selain Film Ambo Nai Sopir Andalan, 786 Production juga baru saja merampungkan syuting film Uang Panai 2.

Harus diakui, pandemi Covid-19 merupakan tahun kelabu bagi banyak produser film bioskop. Tak hanya di Indonesia, melainkan di seluruh dunia. Namun, pandemi itu pula yang mendorong sebagian produser untuk lebih serius mendalami bisnis platform OTT yang lagi tren di dunia entertainment.

Manoj mengatakan pelabuhan utama film produksinya tetap bioskop.Tapi pengalaman pandemi Covid-19, dia dapat pelajaran berharga. Dari semula pesimis hingga termotivasi untuk mencari jalan keluar di platform OTT itu.

“Selama pandemi, kita tetap bisa syuting dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Namun tidak ada yang bisa menjamin film bisa tayang di bioskop. Tahun 2020 ada banyak produksi yang siap tayang, tapi operasional bioskop bergantung keputusan pemerintah. Kalau kemudian pemerintah membolehkan, giliran penontonnya yang masih takut ke bioskop,” jelasnya.

Maka, MD pun menggenjot produksi webseries untuk penayangan di kanal Over The Top ( OTT). Dua tahun ini MD total sudah memproduksi 38 judul. Untuk platform WeTV dia memproduksi 13 judul webseries. Yang sudah tayang 8 judul sampai dengan awal 2022.

Salah satu webseriesnya untuk WeTV yang sukses adalah “Layangan Putus” (produksi 2021) yang ditonton lebih dari 15 juta kali dalam satu hari penayangan. Serial itu dibintangi oleh Reza Rahadian, Putri Marino, Anya Geraldine, Marthino Lio, Frederica Alexis Cull, hingga Raquel Katie.

Selain di WeTV, MD juga punya kerjasama dengan TV Disney + Hotstar (Direct To OTT). Sudah 17 judul produksinya yang ditayangkan di chanel OTT dunia itu. (una)

  • Bagikan

Exit mobile version