JAKARTA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Sejumlah pihak menyebut sejumlah kejanggalan dalam kasus Brigadir J yang tewas ditembak Bharada E di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. Insiden baku tembak yang dipicu teriakan istri Irjen Ferdi Sambo yang disebut mengalami dugaan pelecehan, terjadi pada Jumat (8/7).
Adapun Brigadir J merupakan ajudan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. Personel Brimob asal Jambi itu juga menjadi sopir pribadi Putri Ferdy Sambo, istri Irjen Ferdy Sambo. Bharada E sendiri merupakan anggota Brimob yang diperbantukan untuk menjadi ajudan Kadiv Propam Polri. Sederet kejanggalan dalam kasus tersebut, beberapa di antaranya telah direspons polisi, berikut daftarnya:
1. Alasan polisi ganti dekoder CCTV
Berdasarkan keterangan Mayjen Pol (Purn) Seno Sukarto (84) yang saat ini menjadi Ketua RT 05/RW 01 di Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, sehari setelah kejadian nahas itu polisi mengganti dekoder CCTV yang dipasang di pos satpam perumahan itu. Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto pun menjelaskan hal tersebut.
"Dekoder CCTV lingkungan yang ada di pos karena yang lama disita (penyidik) dan agar CCTV di lingkungan kompleks tersebut tetap beroperasi maka diganti yang baru," kata Budhi kepada wartawan, Rabu (13/7).
2. Alasan Polri mengungkap kasus itu setelah 3 hari
Insiden polisi tembak polisi itu terjadi pada Jumat (8/7). Namun, polisi baru mengungkap kasus itu kepada publik pada Senin (11/7). Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan alasan polisi baru merilis pada Senin karena bersamaan dengan Hari Raya Iduladha. "Terkait dengan rilis pada saat itu juga posisinya adalah hari raya, kan, tetapi terpenting adalah penanganan terhadap kasus tersebut, cepat," kata Ramadhan di Mabes Polri, Rabu (13/7).
3. Jenazah Brigadir J dievakuasi pakai apa?
Ketua RT 05/RW 01 di Kompleks Polri Duren Tiga Mayjen Pol (Purn) Seno Sukarto mengatakan seusai kejadian polisi tembak polisi tersebut tak ada warga yang melihat adanya ambulans. Brigjen Ahmad Ramadhan pun mengungkapkan bahwa jenazah Brigadir J dievakuasi menggunakan mobil jenazah. "Ya, ambulans, kan, mobil orang sakit. Ini jenazah. Nanti kami sampaikan," kata Ramadhan kepada wartawan, Kamis (14/7).
4. Penyebab dua jari Brigadir J terpotong
Keluarga Brigadir J mengungkap bahwa dua jari polisi yang tewas itu hilang. Pihak keluarga pun bertanya-tanya soal penyebab dua jari Brigadir J hilang. Kombes Budhi mengatakan jari Brigadir J terluka karena terkena tembakan peluru Bharada E. "Saat Brigadir J melakukan penembakan terhadap Bharada RE, dia memegang senjatanya dengan menggunakan dua tangan. Ada perluru yang kena ke jari Brigadir J itu sendiri yang kemudian tembus dan mengenai bagian tubuh yang lain," kata Budhi di Mapolres Jakarta Selatan, Selasa (12/7).
5. Luka sayatan pada tubuh Brigadir J
Pihak keluarga juga mempertanyakan luka sayatan yang terdapat pada tubuh jenazah Brigadir J. Brigjen Ahmad Ramadhan pun mengatakan luka sayatan itu timbul karena proyektik yang ditembakkan Bharada E. "Sayatan karena proyektil yang ditembakkan Bharada E ke arah Brigadir J," kata Ramadhan di Mabes Polri, Senin (11/7) malam. (jpnn)