Gil Tamary, Bikin Konten dan Masuk Mekkah  yang Akhirnya Tuai Kecaman Netizen

  • Bagikan
Gil Tamary

TEL AVIV, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Gil Tamary, jurnalis berkebangsaan Israel yang ketahuan masuk Mekkah dan nge-vlog selama di berada di kota suci itu, akhirnya meminta maaf ke publik.
Gil Tamary adalah seorang jurnalis untuk televisi Israel. Di akun Twitternya, Tamary mendeskripsikan diri sebagai Chief International News Editor and Commentator News 13 Israel.

Gil Tamary baru-baru ini membuat heboh dengan mengunjungi kota suci Mekah di Arab Saudi. Padahal sudah jelas ada larangan dilarang berkunjung ke Mekkah bagi mereka yang nonmuslim. Tamary adalah seorang Yahudi.

Selama berkunjung ke Mekkah, Tamary mengabadikan setiap momennya dengan merekam video. Dalam video vlog itu, terlihat Tamary tengah berkendara di bawah gerbang ikonik Mekah dan melewati Masjidil Haram, tempat Kakbah berlokasi.

Selama di Mekkah, Tamary bepergian naik mobil. Namun wajah pengemudi dalam video itu diburamkan. Tamary juga terlihat di Gunung Arafat, sekitar 15 kilometer (9 mil) dari Mekah, tempat umat Islam berkumpul selama menjalankan ibadah haji.


Lewat akun Twitternya, Gil Tamary meminta maaf. Menurutnya, kunjungannya ke Mekkah tidak bermaksud menyinggung dan membuat umat Islam marah.

"Peringatan: Saya ingin menegaskan kembali, bahwa kunjungan ke Mekah ini tidak dimaksudkan untuk menyinggung umat Islam, atau orang lain. Jika ada yang tersinggung dengan video ini, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya," cuit Tamary, Selasa (19/7/2022).

Tamary menyebut tujuan dia nge-vlog adalah untuk menunjukkan betapa pentingnya Mekkah dan untuk menunjukkan indahnya toleransi beragama.

"Tujuan dari seluruh upaya ini adalah untuk menunjukkan pentingnya Mekkah dan keindahan agama ini, dan dengan demikian, akan menumbuhkan lebih banyak toleransi dan inklusi beragama," imbuh Tamary.

Tamary berdalih, apa yang dilakukannya adalah bentuk dari kerja jurnalistik. Dia ingin menunjukkan pentingnya Mekkah bagi umat Islam.

"Rasa ingin tahu adalah jantung dan pusat jurnalisme, dan jenis jurnalistik tangan pertama seperti inilah yang membedakan jurnalisme yang baik, dengan jurnalisme yang hebat. Prinsip dasar ini juga membimbing kami dalam upaya jurnalistik ini dan memungkinkan banyak orang untuk melihat, untuk pertama kalinya, tempat yang sangat penting bagi saudara dan saudari muslim kami, dan bagi sejarah manusia," sambung Tamary.

"Sekali lagi, jika ada yang tersakiti atau tersinggung dengan ini, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami tidak punya niat seperti itu," pungkasnya. (in)

  • Bagikan

Exit mobile version