BANTAENG, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Desa Campaga di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan menjadi tujuan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menpakreaf) Sandiaga Salahuddin Uno untuk berkunjung, Rabu 7 September 2022. Inilah sebuah desa yang menyimpan banyak potensi alam tersembunyi dan belum terungkap di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Desa Campaga masuk dalam daftar 50 besar desa wisata terbaik dalam ADWI 2022. Tentu bukan perkara mudah. Mereka telah melalui proses uji standar penilaian tim juri yang terdiri dari tujuh kategori. Yakni 1. Daya tarik pengunjung (alam dan buatan, seni dan budaya), 2. Suvenir (kuliner, fesyen, dan kriya), 3. Homestay, 4. Toilet umum, 5. Digital dan kreatif, 6. Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability (CHSE), dan 7. Kelembagaan Desa. Mereka nantinya akan mendapatkan pembinaan dan pendampingan dari mitra strategis Kemenparekraf, yakni Astra.
Kunjungan Mas Menteri -sapaan akrab Sandiaga Uno- ke desa tersebut mendapat sambutan meriah dari masyarakat. Beserta rombongan Kemenparekraf, Mas Menteri bergoyang dan menari mengikuti gerakan 50 siswa SD yang membawakan tarian Gandrang Bulo. Tampak Bupati Bantaeng Ilham Syah Azikin menyambut Mas Menteri dan rombongan.
Setelah melalui rangkaian presentasi tentang potensi desa tersebut, Mas Menteri dan rombongan membeli beberapa produk kuliner. Di bawah tulisan Campaga Festival, terdapat stand kopi khas Campaga, Mas Menteri berfoto untuk mempromosikan kopi yang menjadi salah satu keunggulan desa tersebut. Selain itu ada pula makanan tradisional khas Desa Campaga seperti Kaloli, Nasi Jagung.
Dalam sambutannya, Mas Menteri mengatakan, dengan adanya Desa Wisata Campaga ini menjadi bagian upaya menggerakkan ekonomi kreatif dan penambahan destinasi wisata alam buatan. Hal tersebut bertujuan untuk membuka peluang usaha dan lapangan kerja seluas-luasnya, sehingga target 1,1 juta tahun ini dapat tercapai dan tahun 4,4 juta lapangan kerja pada tahun 2024. ”Kita berikan apresiasi, Sulsel menjadi juara se Indonesia dengan 418 desa wisata yang masuk ke dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia dan Jadesta,” ujar Sandi.
Sementara itu, Bupati Bantaeng Ilham Syah Azikin mengatakan, Kabupaten Bantaeng termasuk kabupaten yang paling cepat reborn di Sulsel pasca badai pandemi melanda. ”Pada 2020 ketika kami terkontraksi 0,5. 2021 kami bangkit di 8,8. Salah satu sektor yang menopang adalah pariwisata,” ujar Azikin.
Bicara potensi wisata, Desa Campaga terkenal dengan hutan lindung dengan tanah yang subur dan menghasilkan hasil bumi seperti cengkeh dan kakao serta rempah lainnya. Selain itu hutan lindung juga menjadi rumah bagi fauna langka. Untuk menuju Desa Wisata Campaga menempuh jarak 159 kilometer atau 3 jam 36 menit dari Bandara Sultan Hasanudin, Makasar. Hutan Campaga merupakan salah satu hutan lindung yang memiliki daya tarik wisata diantaranya terdapat Situs Babangtanggaya (Batu Keramat), pohon Erasa Lego lego (pohon beringin tertua), dan mata air yang disakralkan bernama Mata Air Tomboloa.
Ada juga Air Terjun Simoko merupakan objek wisata baru dan salah satu destinasi wisata alam tersembunyi di Sulawesi Selatan. Berjarak 30 kilometer dari pusat kota Bantaeng, Air terjun ini menawarkan panorama air dari ketinggian 30 meter di kelilingi pohon rimbun di sekitar pancuran air. Kemudian ada Kolam Pemandian Erbol dan Ertob. Itu adalah destinasi wisata air favorit keluarga. Tempat rekreasi ini tampak asri karena dekat dengan hutan lindung Campaga.
Kepada awak media, Mas Menteri menerangkan, pihaknya saat ini sedang menghitung kenaikan cost atau biaya yang menjadi dampak kenaikan BBM dan beberapa kebutuhan pokok. ”Kita akan memberikan pendataan daripada masyarakat yang butuh bantuan. Setelah itu destinasi wisata kita akan berikan pelatihan, pendampingan, agar pengelolaan keuangan mereka bisa lebih baik. Ditambah juga bantuan akses pembiayaan dan pemasaran. Sehingga nanti kita harapkan dalam beberapa bulan ke depan, walaupun ada penurunan tapi mereka bisa melakukan penyesuaian. Sehingga produk-produk pariwisata dan ekonomi kreatif tetap dapat dinikmati masyarakat,” beber Sandi. (rls)