Misteri Kebakaran di Bantaeng yang Mengakibatkan Satu Orang Tewas Terbakar, Belum Terungkap

  • Bagikan
Tim Inafis Polres Bantaeng, melakukan olah TKP, dilokasi kebakaran di Desa Bonto Tappalang, Kecamatan Tompobulu, yang mengakibatkan satu orang tewas.

BANTAENG, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Kasus kematian Yada (52), seorang warga Lembaya yang terbakar di rumah kebun di Desa Bontotappalang, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, hingga kini penyebabnya masih menjadi misteri.

Keluarganya merasa bahwa kematiannya sangat mencurigakan. Kejadian ini terjadi pada Rabu, 18 Oktober 2023.

Hasriani, ponakan korban Yada, mengungkapkan perasaannya terhadap kematian pamannya. Ia merasa bahwa ada beberapa kejanggalan sebelum pamannya ditemukan meninggal terbakar

“Saya belum bisa menerima kematian paman yang meninggal terbakar karena banyak kejanggalan. Karena paman saya saat dievakuasi ada bagian tubuh yang hilang (kaki) serta tangan seperti tangan yang terikat kebelakang," kata Hasriani kepada RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID Rabu 15 November 2023.

Hasriani menceritakan kejanggalan tersebut. Pamannya pulang ke rumah tempat ia tinggal, mengambil jerigen, dan pergi ke kebun untuk menyiram tanaman cengkeh pada pukul 14.00 Wita hari Selasa, 17 Oktober 2023. Namun, setelah itu, ia tidak kembali dan ditemukan terbakar di rumah kebun milik Daeng Sampara sekitar pukul 01.25 Wita Rabu, 18 Oktober 2023, dini hari.

Menurut Hasriani, kejanggalan lainnya adalah pemilik kebun sekaligus pemilik rumah kebun yang terbakar, Daeng Sampara pulang pada pukul 01.00 Wita dan tidak pernah membakar sesuatu di rumah kebunnya. Hasriani juga mengatakan bahwa pemilik kebun tersebut bertemu dengan seorang lelaki yang mencurigakan di jalan saat ia pulang, dan lelaki itu masuk ke kebunnya.

“Kalau penyampaian pemilik kebun, ia pulang pada jam satu malam, dan mengetahui kebunnya terbakar dua puluh lima menit setelah ia pulang, dan mengaku dirumah kebunnya tidak ada api, tidak ada barang yang terbakar, serta listrik. Hanya saja, saat pulang, ia bertemu dengan seorang lelaki di jalan yang menuju ke kebunnya, itu yang kami curigai," ungkapnya.

Selain itu, Hasriani mengaku bahwa pamannya pernah terlibat dalam cekcok terkait hilangnya uang, yang mengarah pada ancaman kekerasan terhadapnya.

“Paman saya pernah cekcok dengan seseorang saat uang miliknya hilang, dan sempat ingin ditabrak motor serta ingin diparangi,” ujarnya.

Karena merasa banyak kejanggalan, Hasriani bersama keluarganya telah melaporkan kasus ini ke pihak berwenang, namun mereka merasa respons dari polisi sangat lambat dan lemah menindaklanjuti kasus tersebut.

Meskipun menghadapi kendala tersebut, Hasriani tetap bertekad untuk mencari kebenaran dan membuktikan apakah kematian pamannya murni akibat terbakar atau ada unsur kejahatan di dalamnya.

"Saya tidak diam terkait kematian oaman saya, hingga ada yang ditetapkan sebagi tersangka," harapnya.

Kasat Reskrim Polres Bantaeng, yang dikonfirmasi RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID, belum memberikan keterangan soal sejauh mana penanganan peristiwa kebakaran yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia.

Sebelumnya, Polres Bantaeng mengamankan Proses Ekshumasi (gali kuburan) makam dan otopsi ulang terhadap jenazah. Exumasi tersebut dilakukan oleh Tim Forensik Dokpol Polda Sulawesi Selatan.

Proses Ekshumasi dilakukan di Dusun Lembayya Desa Parang Loe, Kecamatan Eremerasa, Kabupaten Bantaeng, Sabtu 21 Oktober 2023 sekitar pukul. 10.00 WITA. Kegiatan tersebut dilakukan terkait kejadian kebakaran rumah Kebun dengan korban meninggal Yada.

Selain itu, Kapolres Bantaeng AKBP Andi Kumara, menyampaikan, bahwa Satreskrim Polres Bantaeng telah menangani kasus tersebut.

"Satreskrim Polres Bantaeng saat ini melakukan penyelidikan terkait kejadian ini," kata dia melalui Humas Polres Bantaeng, pada Rabu 18 Oktober 2023. (mad/has/b)

  • Bagikan

Exit mobile version