Inovasi Pedas Ketua TP PKK Bulukumba, Cara Jitu Atasi Stunting

  • Bagikan
Andi Herfida Muchtar menggendong seorang anak balita di Bulukumba.

BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID – Gerakan Pemutakhiran Data Stunting (Pedas) menjadi inovasi jitu yang dilakukan Ketua TP PKK Bulukumba Andi Herfida Muchtar dengan menggerakkan seluruh kader PKK sampai di tingkat desa.
Hasilnya, ditemukan data riil kasus stunting di Kabupaten Bulukumba yang berjumlah 660 bayi yang berusia di bawah dua tahun. “Pemutakhiran data stunting merupakan gerakan bersama yang dilakukan selama satu hari secara serentak di seluruh posyandu se-Kabupaten Bulukumba. Dan hasilnya kita bisa mendata by name by address bayi-bayi yang terindikasi stunting,” jelas Andi Herfida kepada RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID, Jumat 15 Desember 2023.
Andi Herfida juga menyoal anggaran stunting yang selama ini belum menyentuh langsung bayi yang masuk kategori stunting.
“Sekarang ini kita berkolaborasi dengan Baznas. Kemudian ada program Bapak Angkat yang berperan dalam penanganan stunting di Bulukumba.”
Kalau merujuk pada Data Dinas Kesehatan melalui aplikasi yang ada, jumlah kasus stunting di Bulukumba cukup tinggi. Ada lebih dari 1700 bayi terindikasi stunting. Jumlah tersebut untuk bayi usia 0 sampai 5 tahun.
Sementara penanganan stunting adalah di 1000 HPK (hari pertama kehidupan). Artinya usianya mulai dari janin hingga usia 2 tahun.
Nah untuk mendapatkan data bayi di bawah dua tahun (baduta) yang masuk kategori stunting maka dilakukannya pemutakhiran data stunting yang diinisiasi oleh TP PKK Bulukumba.
“Kami di Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sangat terbantu dan mengapresiasi inovasi dari ibu Ketua TP PKK Bulukumba. Dari inovasi Pedas akhirnya ditemukan data riil jumlah bayi stunting di daerah ini. Dan ini sangat efektif untuk dilakukan intervensi,” tambah dr Wahyuni, Kepala DP2KBP3A Bulukumba.
Inovasi Pedas ini katanya menyasar semua bayi yang berusia 0-2 tahun. Secara serentak dilakukan pemutakhiran data stunting di posyandu dengan mengukur dan menimbang bayi di semua desa di 10 kecamatan di Bulukumba.

Dari Gerakan Pedas inilah ditemukan data stunting sebanyak 660 anak.

“Dengan adanya data yang riil ini kita jadi mudah untuk melakukan penjangkauan dan melakukan intervensi dengan memaksimalkan Rumah Gizi yang ada di setiap desa,” urai Andi Herfida.

Ia menambahkan, intervensi penanganannya dilakukan selama 90 hari. Dimulai di awal Desember dan akan berakhir pada Februari 2024.

Bentuk intervensi dengan memberikan makanan pendamping ASI, ditambah pemberian susu khusus untuk bayi stunting. “Alhamdulillah kami sangat terbantu dengan anggaran yang disalurkan oleh Baznas Bulukumba,” ujarnya.

Selain penanganan juga dilakukan berbagai upaya pencegahan. “Karena saat ini pemerintah sudah tangani bayi yang lahir stunting, maka diharapkan juga semua pihak berperan untuk mencegah ada bayi baru yang lahir stunting. Caranya dengan peduli pada ibu hamil dan memberikan intervensi ke ibu hamil yang mengalami KEK atau kekurangan energi kronik,” tambah dr Wahyuni.

Ada lebih dari 500 ibu hamil yang terindikasi KEK. Dan ini terus menerus dilakukan pemantauan. “Termasuk kami lakukan pendampingan terkait dengan pola asuh,” tandas dr Wahyuni. (nad)

  • Bagikan

Exit mobile version