Viral Sekeluarga Lompat Dari Lantai 22, Ini Motifnya

  • Bagikan
Garis polisi terpasang di lokasi kejadian bunuh diri di Apartemen Teluk Intan Penjaringan, Jakarta Utara pada Sabtu (932024). (Foto AntaraMario Sofia Nasutionam)


KRIMINAL, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID - Kasus bunuh diri lagi-lagi terjadi. Belum lama ini, sekeluarga tewas bunuh diri setelah lompat dari lantai 22. Sejauh ini, motif bunuh diri diduga karena faktor ekonomi.

Peristiwa menyedihkan itu, terjadi di apartemen Teluk Intan Penjaringan, Jakarta Utara, pada Sabtu (9/3/2024) sore. Namun, berita ini jadi viral, kemarin. Satu keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan 2 anaknya, tewas bersama dengan cara lompat dari lantai 22. Mereka adalah Eddy Anwar alias EA usia 50 tahun, istrinya AIL 52 tahun, remaja laki-laki berinisial JWA (13) dan remaja wanita JL (16).

Usai kejadian, polisi langsung memeriksa tempat kejadian perkara (TKP). Mulai memeriksa saksi hingga mengamankan bukti CCTV. Dari penuturan saksi, korban merupakan penghuni apartemen yang sudah 2 tahun tidak menempati unitnya.

Guna pemeriksaan lebih lanjut, kemarin, polisi kembali melakukan pemeriksaan ulang. Polisi ingin mendapatkan hasil yang mendetail untuk menyimpulkan motifnya. Apakah murni karena faktor ekonomi, atau ada hal lain.

“Kami butuh pemeriksaan DNA, otopsi psikologi dan digital forensik dan lainnya,” kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan, Rabu (13/3/2024).

Menurut Gidion, jika seluruh bukti dan fakta sudah lengkap secara komprehensif, maka dapat disimpulkan penyebab terjadinya bunuh diri tersebut. “Kuncinya adalah hasil pemeriksaan forensik DNA, otopsi psikologi sehingga mendapatkan keterangan yang lebih detail lagi,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya menerangkan, keempat korban sudah mempersiapkan diri untuk bunuh diri. Itu terlihat dari gerak gerik mereka di CCTV.

Agus menerangkan, keempat korban terpantau mendatangi Apartemen Teluk Intan sekitar pukul 16.20 WIB menggunakan mobil Gran Max B 2962 BIQ. Sampai lokasi, mereka langsung masuk ke lobi dan menuju lift.

Saat di lift, AE sempat mencium kening istrinya AIL yang mengumpulkan semua telepon seluler korban ke dalam tasnya. Mereka turun di lantai paling atas, dan menaiki tangga darurat menuju rooftop untuk terjun bebas.

“Dari gerak gerik kami menyimpulkan ini bunuh diri yang sudah dipersiapkan bersama,” terang Agus.

Saat ditemukan, Agus mendapati para korban terikat tali. Namun, ada ikatan yang putus pada tangan korban. Diduga tali tersebut telah terikat sebelum melakukan aksi bunuh diri.

Mereka lalu dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat. Berdasarkan identifikasi, ditemukan beberapa luka pada tubuh korban antara lain kepala belakang pecah, pinggang patah, hingga kedua tangan dan kaki patah.

Agus juga menerangkan, berdasarkan penuturan tetangga korban, satu keluarga itu telah tinggal di apartemen sejak 2017 dan dikenal sebagai keluarga berada. Namun, saat pandemi Covid-19 melanda, kondisi ekonomi mereka menjadi terpuruk karena sang suami kena pemutusan hubungan kerja (PHK). Kendaraan mereka yang awalnya Fortuner pun berganti menjadi Gran Max.

Sejak tahun 2020, satu keluarga ini sempat tak terlihat aktivitasnya di apartemen. Terkait hal tersebut, kabarnya para korban sempat pulang kampung ke Solo.

Apakah faktor ekonomi yang jadi penyebab satu keluarga ini nekat bunuh diri, Agus belum dapat menyimpulkannya. “Yang pasti, motif mereka bunuh diri,” pungkasnya.

Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Eliasta Meliala menduga, motif satu keluarga nekat bunuh diri di apartemen Teluk Intan Penjaringan, Jakarta Utara, berkaitan dengan masalah keuangan.

Menurutnya, kematian mereka bukan karena kesehatan mental, melainkan masalah sosial. Adrianus menjelaskan, keluarga umumnya saling menopang apabila ada anggota keluarga yang mengalami gangguan mental.

Namun, dalam kasus kematian EA, AIL, JWA, dan JL, korban justru memilih mengakhiri hidupnya bersama-sama. Karena itu, Adrianus menduga ada masalah lain.

“Saya duga, ini masalahnya finansial yang menekan,” ulasnya, semalam.

Kesimpulan ini didapatkannya karena beberapa kasus menunjukkan hubungan antara masalah keuangan dengan motif bunuh diri. Kendati begitu, Adrianus menegaskan, bisa saja ada hal lain yang menjadi alasan keempatnya nekat melompat dari lantai 22 gedung apartemen.

Ia pun menyebut, tidak ada paksaan yang terjadi dalam kasus ini. Sebab, kedua korban remaja masuk ke dalam lift secara sukarela dan sudah paham mau melakukan apa.

“Sehingga anaknya pun sudah determinatif, sudah berbulat diri. Entah karena ingin mati dengan alasan serupa, atau berbeda,” pungkasnya.

Kasus bunuh diri sekeluarga ini menggegerkan dunia maya. Warganet banyak yang prihatin dengan tindakan sekeluarga yang nekat menghabisi hidupnya dengan cara tragis.

“Astaga, pada kenapa sih!? Kok sering amat kasus bunuh diri,” cuit @ARCKun8. “Kesulitan hidup atau apa ya sampai se nekat itu menghabisi nyawa sendiri..?” tanya @golan_five98. “Faktor ekonomi kayaknya sih,” timpal @MIchwanuddin.

“Apapun masalahnya, bunuh diri bukan solusi, sayangin nyawa plis,” pesan @dreamenr. “Turut berduka cita atas kejadian Apartemen lantai 22 Intan Teluk,” ujar @kasannov. (jpnn)

  • Bagikan

Exit mobile version