BANTAENG, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Generasi muda Sulsel yang bakal mendominasi jumlah pemilih pada pilgub Sulsel mendatang diminta tidak abai. Perlu mengambil peran strategis agar Sulsel terhindar dari pemimpin yang tidak peduli pada generasi muda.
Statistik pemilih muda yang terdiri dari generasi Z dan milenial memang dipastikan menjadi yang terbanyak dalam kelompok pemilih berdasarkan umur. Lebih dari 50 persen. Gen Z adalah mereka yang kelahiran 1997-2012, Gen Y atau millennials rentang kelahiran 1981-1996,
Hal ini mengemuka saat kandidat bakal calon gubernur Sulsel, Dr Ilham Arief Sirajuddin (IAS) berdialog santai dengan sejumlah tokoh pemuda Bulukumba, di Abbana Cafe, Loka, Kecamatan Ujung Bulu, Kota Bulukumba, Ahad malam, 19 Mei 2024.
Ketua Panrita Muda Aco (PMA) Bulukumba, M Eka Satriawan, berharap kelompok muda lebih kritis melihat figur untuk didukung. "Kriteria paling utama yang perlu dikedepankan adalah apakah sang figur punya perhatian dan bisa membuka ruang lebar bagi kita yang muda-muda ini," kata Eka.
Eka lalu menyodorkan dua kriteria dasar yang perlu ditelisik pada calon lebih jauh. Kaum muda membutuhkan pemimpin yang visioner dan mudah untuk ditemui.
"Dua kriteria ini pasti bisa mengakomodir anak muda di dalamnya. Pemimpin visioner tentu tahu bahwa arah pembangunan ke depan akan bersumbu utama pada kelompok Gen Z dan milenial atau di bawahnya (Gen Alpha--red). Sehingga pelibatan kita-kita ini adalah sebuah keniscayaan," kata Eka lagi.
Eka mengaku senang karena kedua kriteria ini benar-benar melekat pada sosok wali kota Makassar 2004-2014 itu. "Visionernya Pak Ilham itu terbukti ketika sukses menyulap Kota Makassar menjadi kota dunia. Sementara soal mudah ditemui, ini bukan rahasia lagi," tegasnya.
Selain di Bulukumba, IAS juga menggelar dialog ringan dengan sejumlah tokoh dan kelompok masyarakat Bantaeng di Paradish 77 Cafe, Jl Andi Mannapiang Lamalaka, Kota Bantaeng.
Salah seorang petani Bantaeng, Hamzah mengaku IAS sebagai pilihan paling rasional bagi masyarakat petani.
"Insya Allah, setelah mendengar sebagian besar program yang menunjukkan keberpihakan pada petani, IAS adalah yang paling rasional menurut kami," terang Hamzah yang hadir dengan sejumlah Ketua kelompok Tani Bantaeng.
Hamzah menegaskan itu setelah mendengar uraian IAS seputar tekadnya membangun pabrik pupuk di Sulsel.
"Insya Allah, kami bisa mewujudkan Sulsel punya pabrik pupuk kimia sendiri. Jika masyarakat Sulsel berani memberi kepercayaan kepada kami, pabrik pupuk ini bukan persoalan berat," kata IAS.
Pabrik pupuk itu sangat layak dibangun di Wajo. Bisa mengatasi kelangkaan dan kemahalan pupuk yang dialami mayoritas petani Sulsel saat ini.
Niat ini begitu kuat mengingat Wajo memang memang memiliki sumber gas alam mencukupi. Di mana pabrik pupuk kimia 60 persen berbahan baku gas alam.****