Babak Baru Tragedi Dampang, Saksi Nyatakan Bukan Kecelakaan Tapi Pembunuhan

  • Bagikan
Konferensi pers oleh kuasa hukum baru keluarga korban tragedi Dampang, Senin, 18 November 2024

BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Lebih dari satu tahun berlalu sejak tragedi yang menewaskan Aditya (20), seorang pemuda asal Desa Anrihua, Kecamatan Kindang, ditemukan tewas di dalam parit di Desa Dampang, Kecamatan Gantarang. Hingga kini, kasus tersebut masih menyisakan misteri, apakah ini kecelakaan tunggal atau pembunuhan tragis.

Aditya ditemukan tak bernyawa pada Sabtu malam, 4 November 2023, di Desa Dampang. Awalnya, kejadian tersebut diduga sebagai kecelakaan tunggal, karena sebelumnya Aditya berkendara bersama seorang rekan bernama Aswar, yang selamat dari insiden itu.

Namun, indikasi mencurigakan dari luka korban dan keterangan saksi menimbulkan dugaan bahwa ini adalah tindak pidana.

Hingga kini, Polres Bulukumba telah memeriksa puluhan saksi, termasuk Aswar yang selamat dari peristiwa tersebut. Meski demikian, kasus ini tampak jalan di tempat, tanpa kejelasan penyebab kematian Aditya.

Keluarga korban yang masih berduka kini didampingi oleh kuasa hukum baru, Marlin, seorang pensiunan Polisi Militer yang telah menjadi advokat.

“Sudah setahun berlalu, tetapi kami belum mendapatkan keadilan. Kami ingin kebenaran atas kematian Aditya terungkap,” ujar Marlin saat konferensi pers di salah satu warung kopi di Bulukumba, Senin, 18 November 2024.

Marlin mengungkapkan bahwa Aswar, saksi kunci dalam kasus ini, selama ini mendapatkan tekanan dari seseorang. Orang tersebut disebut beberapa kali mendesak Aswar untuk mengakui bahwa peristiwa itu adalah kecelakaan tunggal.

"Tekanan itu dimulai sejak Aswar masih dirawat di rumah sakit. Orang itu datang dan meminta agar dia mengatakan bahwa kasus ini hanya kecelakaan,” ungkap Marlin.

Aswar akhirnya berani buka suara. Ia mengaku bahwa peristiwa itu bukan kecelakaan, melainkan pembunuhan.

Menurut keterangannya, pada malam kejadian, ia dan Aditya diadang oleh sekelompok orang bersenjata tajam di sekitar lapangan Desa Dampang.

“Saat itu korba tiba-tiba diserang. Dan Aswar juga terkena luka sabetan di tangan kiri, sementara Aditya yang membonceng Aswar terluka di bagian rusuk kiri,” kata Marlin menyampaikan kesaksian dari Aswar.

Kesaksian ini memperkuat dugaan bahwa kematian Aditya adalah hasil serangan brutal, bukan kecelakaan seperti dugaan awal.

Pihak keluarga korban terus mendorong aparat kepolisian untuk segera menuntaskan penyelidikan. Mereka berharap Polres Bulukumba bisa mengungkap siapa pelaku di balik tragedi ini.

“Kami ingin kasus ini segera terungkap, dan pelaku dihukum setimpal,” tegas Marlin.

Tragedi Dampang bukan hanya menjadi duka mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga menjadi pengingat bahwa penegakan hukum harus berjalan transparan dan tuntas demi keadilan.

Kasat Reskrim Polres Bulukumba, AKP  Aris Satrio yang dikonfirmasi mengungkapkan bahwa pihaknya masih melakukan pendalam dalam kasus tersebut.

Aris menyatakan bahwa pihaknya masih belum bisa menyimpulkan apakah kasus ini pembuhan ataukah kecelakaan.

" Kita belum bisa simpulkan. Kita masih mendalami kasus ini," kata Aris.

Menurut Aris, salah satu tantangan dari kasus ini karena keterangan saksi kunci terkait kronologis kejadian selalu berubah-berubah setiap dimintai keterangan.****

  • Bagikan