MAKASSAR, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Yayasan BaKTI melalui Program INKLUSI (Kemitraan Australia-Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif) bekerjasama dengan PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia), YKPM (Yayasan Kajian dan Pemberdayaan Masyarakat), SCF (Sulawesi Community Foundation), AJI (Aliansi Jurnalis Indonesia) dan RJP (Ruang Jurnalis Perempuan) Makassar, melaksanakan Peringatan Hari Perempuan Internasional (International Women’s Day, IWD) 18 Maret 2023 di Gedung Mulo, Makassar.
Peringatan Hari Perempuan Internasional dilaksanakan dalam bentuk Talkshow dan Pameran Karya Jurnalis. Kepala Perwakilan Konsul Jenderal Australia di Makassar, Bronwyn Robbins akan menyampaikan keynote speech pada Peringatan IWD ini. Sedangkan Rusdin Tompo, Koordinator Satu Pena Sulawesi Selatan akan membacakan puisi mengenai Perempuan.
Talkshow adalah bagian dari Kegiatan Inspirasi BaKTI, salah satu kegiatan yang khas Yayasan BaKTI, dengan menampilkan individu dan kelompok yang dapat menginspirasi. Talkshow kali ini menampilkan jurnalis yang selama ini meliput dan memberitakan isu-isu inklusif, seperti perempuan, anak, disabilitas, kelompok marjinal, dan kelompok minoritas. Narasumber talkshow adalah Eko Rusdianto, Reny Sri Ayu Rahman, Suriani Mappong, Rubianty Sudikio, Chaerani, dan Nur Suhra Wardyah. Talk Show dipandu oleh Rifha Majid.
Dengan menampilkan jurnalis berbicara mengenai pengalamannya meliput dan memberitakan isu-isu inklusif, maka ada dua tujuan yang hendak dicapai. Pertama, jurnalis dan media adalah entitas yang dapat memengaruhi dan mengubah kebijakan publik, karena itu pemberitaan yang inklusif atau pemberitaan yang menggunakan perspektif gender, disabilitas, dan inklusi sosial diharapkan dapat digunakan oleh jurnalis dan media untuk membangun masyarakat inklusif. Singkatnya, jurnalis-jurnalis ini menginspirasi jurnalis muda dan jurnalis kampus untuk menghasilkan berita yang inklusif. Kedua, publik dapat mengenal dan mengetahui jurnalis dan media yang berita-beritanya lebih inklusif.
Sedangkan Pameran Karya Jurnalis menampilkan karya jurnalis berupa tulisan, buku, foto, dan video yang berhubungan dengan isu-isu inklusif. Pameran ini bertujuan mengenalkan kepada publik karya-karya jurnalistik yang inklusif yang dihasilkan oleh jurnalis di Sulawesi Selatan. Bagi jurnalis muda dan jurnalis dan media kampus, pameran ini diharapkan memberi pelajaran dan perspektif mengenai liputan dan pemberitaan yang inklusif.
Pilihan pelaksanaan kegiatan berupa Talkshow dan Pameran Karya Jurnalis disesuaikan dengan dengan Tema Peringatan IWD, “Merangkul Kesetaraan dalam Menyuarakan Isu Inklusif Bagi Semua.” Tema ini disesuaikan dengan tema internasional tahun 2023 yang dikeluarkan oleh UN Women, entitas Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan, yakni, “DigitALL: Inovasi dan Teknologi untuk Kesetaraan Gender” (DigitALL: Innovation and Technology for Gender Equality). Sedangkan pesan yang disampaikan dalam IWD 2023 adalah #EmbraceEquity atau #RangkulKesetaraan.
Jurnalis dan media massa telah memasuki ranah digital, dimana media tidak hanya harus beradaptasi dengan teknologi digital, tetapi juga harus menjaga pilar yang selama ini disematkan kepadanya sebagai salah satu pilar demokrasi. Jurnalis dan media saat ini berhadapan dengan media sosial sehingga media arus utama harus tetapi menjadi sumber informasi dan pendidikan untuk menjaga kewarasan publik.
Melalui IWD yang jatuh setiap tanggal 8 Maret adalah, momen untuk mengkampanyekan kehidupan yang setara dan inklusif, di mana semua umat manusia mempunyai kesempatan dan ruang yang sama dalam berpartisipasi dan berkontribusi dalam pembangunan.
Peringatan IWD 2023 akan dihadiri oleh lembaga/instansi pemerintah, jurnalis/wartawan, organisasi masyarakat sipil, organisasi masyarakat, perguruan tinggi, organisasi profesi, organisasi pemuda, organisasi mahasiswa, dan organisasi pers kampus.
Pengingatan IWD yang dilaksanakan oleh BaKTI dan mitranya adalah salah satu bentuk Aksi Kolektif, yaitu bagian dari Program INKLUSI dalam upaya membangun aksi bersama dalam mendorong perubahan untuk kehidupan yang inklusif. (rls)