Pattaufi, Sosok yang Tepat Pimpin Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jeneponto, Punya Segudang Ilmu

  • Bagikan

JENEPONTO, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Tiga peserta calon kepala dinas pendidikan dan kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, mengikuti lelang Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (JPTP). Mereka adalah Dr. Pattaufi, Rachmat Sasmito dan Uskar Baso. 

Dr. Pattaufi, sosok yang tepat memimpin Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jeneponto. Sebab, ia menempati rangking pertama. 

Dr. Pattaufi, merupakan dosen Universitas Negeri Makassar (UNM). Ia juga menjabat Kepala Pusat Pengembangan Ilmu Pendidikan (LP2M) UNM.

Pria yang sudah 20 tahun meniti karier itu punya rekam jejak pendidikan. Pada tahun 1986, Pattaufi lulus sekolah dasar (SD) Tanetea, dan selesai tahun 1988 di SMP Tamalatea Jeneponto.

Pria yang dikenal pemikir ini melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Jeneponto, namun sayang hanya sampai kelas 1 dan memilih pindah sekolah di SMA Negeri 4 Makassar.

Setelah tamat di bangku sekolah, ia melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi Universitas Negeri Makassar (UNM) jurusan Teknologi Pendidikan.

Pada tahun 1998, Ia sukses menyandang gelar SI di UNM dan melanjutkan S2 di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar dan selesai tahun 2003 langsung diangkat menjadi Dosen.

“Jadi saya itu jadi dosen Desember 2003. Karena SI saya di UNM makanya saya mengajar sebagai dosen di UNM selama 3 tahun," ungkapnya. 

Anak kelima dari 8 bersaudara dari pasangan almarhum H. Piddu Kr. Lau dengan almarhumah Hj. Bungaduri Kanang, ia pun sukses mewujudkan impiannya S3 di Universitas Negeri Malang dan selesai tahun 2009.

Namun kala itu, untuk melanjutkan S3 ada persyaratan yang harus dilalui yakni mengabdi selama 3 tahun,.

"Jadi saya harus mengabdi mengajar selama 3 tahun dan alhamdulillah saya selesai 2006,” jelasnya.

Dr. Pattaufi yang ditemui RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID menceritakan alasan dirinya ikut lelang jabatan. Menurutnya, tingkat pendidikan di Jeneponto jauh lebih tertinggal dibanding kabupaten lain.

"Kalau saya baca di media itukan pendidikan kita juah tertinggal. Satu daerah dibawah kita itu adalah Kabupaten Pangkep. Kenapa Pangkep begitu? Karena memang secara geografis dia kabupaten banyak pulau sehingga sulit terjangkau dalam hal fasilitas sarana pendidikan jadi dimaklumi," jelasnya. 

Hal ini lah yang membuat dirinya merasa terpanggil untuk mengabdi di daerah berjuluk Butta Turatea ini. Ia berjanji dalam setahun akan ada perubahan mutu pendidikan jika diberi amanah duduk sebagai kepala dinas. 

"Tapi kita di Jeneponto kan tidak seperti itu, hal itu yang menjadi kegelisahan bagi saya sebenarnya. Saya sebagai orang pendidik yang sudah 20 tahun lebih, jadi dosen merasa terpanggil sebenarnya," pungkasnya. (*)

  • Bagikan