UMB Bergejolak, Mahasiswa Aksi Berjilid-jilid

  • Bagikan
Pembentangan spanduk protes mahasiswa terhadap pihak rektorat UMB di gedung rektorat UMB.

BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bulukumba (UMB) yang tergabung dalam Aliansi Protes Mahasiswa kembali melakukan aksi protes terhadap birokrasi kampusnya pada Kamis, 5 Oktober 2023.

Aksi tersebut sebagai kelanjutan dari aksi sebelumnya. Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap tuntutan transparansi anggaran dan perbaikan fasilitas kampus.

Aliansi Protes Mahasiswa melakukan aksi dengan rencana membentangan spanduk protes di ruang Auditorium KH. Ahmad Dahlan, UMB.

Namun, aksi tersebut sempat diadang dan dilarang oleh pihak keamanan, termasuk kepolisian, keamanan kampus, dan panitia acara.

Risal, ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Universitas Muhammadiyah Bulukumba, menjelaskan bahwa maksud aksi tersebut hanya untuk melakukan pembentangan spanduk dengan tuntutan transparansi anggaran dan perbaikan fasilitas kampus tanpa adanya orasi.

Tetapi itu dianggap mengganggu oleh pihak keamanan. Perdebatan sempat terjadi antara massa aksi dan pihak keamanan.

Akhirnya, kesepakatan tercapai bahwa massa aksi tidak akan mengganggu acara di ruang Auditorium, tetapi tetap akan melakukan pembentangan spanduk di Gedung Rektor.

Selain itu, massa aksi juga tetap akan menunggu hingga acara selesai untuk menyampaikan tuntutan kepada pimpinan kampus.

Setelah acara selesai dan pimpinan kampus tidak menemui para mahasiswa, Awal, seorang perwakilan mahasiswa, menyampaikan bahwa sikap Rektor yang tidak responsif terhadap tuntutan mahasiswa tidak memberikan solusi apa pun.

"Mahasiswa ingin mendorong perbaikan kampus. Kami menuntut transparansi anggaran dan perbaikan fasilitas yang sejalan dengan biaya pendidikan yang tinggi," ketus Awal.

Awal juga menekankan bahwa ini bukan aksi terakhir, dan jika tidak ada solusi konkret, mereka akan melakukan aksi lanjutan.

Setelah aksi, komunikasi antara orang tua mahasiswa dan mahasiswa berlangsung, di mana orang tua menyatakan dukungan mereka jika situasi memaksa.

Aksi mahasiswa ini mencerminkan semangat untuk perbaikan dan transparansi dalam dunia pendidikan, dan mereka bersedia untuk terus berjuang sampai tuntutan mereka terpenuhi.

Sebelumnya, Rektor UMB Jumase mengungkapkan transparansi anggaran kampus yang dituntut oleh mahasiswanya itu telah berulang-ulang kali disuarakan.

Namun menurut Jumase transparansi anggaran yang disuarakan oleh mahasiswa tidak berdasar dan tidak rasional.

"Apa yang dituntut sudah berulang kali, itu karena mereka tidak paham mana ada perguruan tinggi di Indonesia mahasiswa yang mengaudit. Mahasiswa kewajibannya membayar sedangkan haknya mendapatkan bimbingan dan pembelajaran," terangnya.

"Yang tidak rasional itu menuntut pembangunan, perbaikan, dan kenaikan gaji. Lalu (di sisi lain) mereka menuntut turunkan pembayaran mana bisa ketemu dua hal itu, belum bicara soal mutu, TK saja bermutu harus didukung dengan dana yang cukup besar," lanjutnya.

Jumase mengingatkan kepada para mahasiswa khususnya yang berdemo agar lebih memahami diri dan perannya masing-masing, juga tidak mudah terprovokasi dengan isu yang belum tentu kebenarannya. ***

  • Bagikan

Exit mobile version