Gegara Beda Pilihan, Ipar Oknum Kades Naikkan Tarif Pembayaran Air Warga

  • Bagikan

JENEPONTO, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Lima warga di Dusun Bontomanai, Desa Bulusuka, Kabupaten Jeneponto dilaporkan menjadi korban Pileg 2024.

Akibatnya, kelima warga tersebut kini tak bisa lagi menikmati air bersih lantaran pipa sumur bornya diduga diputus oleh pendukung salah satu Caleg di dapil 2 (Tamalatea-Bontoramba), Jeneponto. 

"Salah satu pendukung caleg di Desa Bulusuka memotong pipa selang air sumur bor yang diduga bersumber dari anggaran dana desa," kata warga yang enggan disebutkan namanya kepada wartawan, Minggu, 18 Februari 2024.

Ia menduga bahwa pelaku yang melakukan perbuatan ini adalah Mantang yang merupakan pendukung Caleg nomor 8 dari Partai Amanat Nasional (PAN).

Ternyata usut punya usut, Caleg tersebut adalah istri kepala desa setempat, yakni, Nurmiati.

"Yang memotong pipa atas nama Mantang ponakannya pak desa," ucapnya. 

Diperkirakan, peristiwa itu terjadi pada Jumat 16 Februari 2024 atau setelah pelaksanaan hari puncak Pemilu.

"Berselang 2 hari setelah pemilihan pipa masyarakat dipotong," ungkapnya. 

Tak hanya itu, menjelang hari pemungutan suara dilakukan, Ipar sang Kades bernama Sattoali tiba-tiba menaikkan tarif pembayaran air kepada warga.

"Satu hari sebelum pemilihan ipar dari bapak Kepala Desa Bulusuka menaikkan harga air yang tadinya Rp 4 ribu perkubik menjadi Rp 10 ribu perkubik," terangnya.

Alasan naiknya tarif tersebut lantaran ada warga yang tak memilih ibu desa.

"Dengan dalih bahwa mereka yang dinaikkan harga airnya tidak mau mendukung istri Kepala Desa Bulussuka yang maju sebagai caleg dari partai PAN," tuturnya.

Sementara itu, salah seorang warga yang juga enggan di sebutkan identitasnya ini mengaku prihatin atas kondisi yang terjadi.

"Sumur bor berasal dari dana desa kenapa harus dikaitkan dengan Pilcaleg, kan demokrasi itu kita diberikan hak untuk memilih," sambungnya.

"Ketika bapak kepala desa ingin menjadikan sumur bor tersebut menjadi milik pribadi kami berharap anggaran sumur bor tersebut dikembalikan ke kas negara," pungkasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kades Bulusuka Hamsah saat dihubungi mengaku belum mengetahui perihal tersebut.

"Sabar bosku, tidak kutau ada atau tidak karena belum ada info," katanya. (*)

  • Bagikan