Petani di Bontoraja Panen Raya Padi Salibu, Sekali Tanam Dua Kali Panen

  • Bagikan
Kegiatan panen raya Padi Salibu di Desa Bontoraja, Kamis, 2 Desember 2025

BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Petani di Desa Bontoraja, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba menggelar panen raya padi dari hasil metode salibu. Kegiatan yang dihadiri langsung Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf itu digelar pada Kamis, 2 Januari 2025.

Panen padi Salibu dilakukan di areal lahan persawahan milik Ketua Kelompok Tani Tuju Kanang Kanang, Desa Bontoraja, bernama H. Dado, dengan luas lahan yang dipanen sekitar 4 hektare.

Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan, Thaiyeb Maningkasi yang juga hadir mendampingi Bupati mengemukakan bahwa metode Salibu ini adalah upaya Perluasan Area Tanam (PAT) untuk meningkatkan indeks pertanaman di Bulukumba.

Thayeb menjelaskan, Salibu adalah metode tanam padi satu kali tanam dua kali panen. Padi yang dipanen adalah tunas baru yang tumbuh dari pohon padi sebelumnya sehingga lebih menghemat biaya produksi dan biaya bibit.

Menurutnya, metode Salibu ini dilakukan untuk memanfaatkan waktu antara dari dua musim tanam sehingga petani bisa memanen padi tiga kali dalam setahun.

"Ini (Salibu) bisa menjadi inspirasi kelompok tani lain untuk memanfaatkan sela musim tanam dengan Padi Salibu," pintanya.

Secara umum, metode Salibu ini baru dicoba sekitar 90 hektar se Kabupaten Bulukumba. Ia mengapresiasi kelompok tani Tuju Kanang Kanang yang telah memanfaatkan waktu sela di antara  musim tanam reguler.

"Luas lahan yang dipanen di sini (Bontoraja).sekitar sekitar 4 hektare, Kita sudah menghitung per hektarnya rata rata mencapai 4,3 ton atau senilai 25 juta rupiah," ungkapnya.

Kepala Desa Bontoraja, Idrus
menyampaikan terima kasih kepada Bupati Bulukumba yang berkenan menghadiri panen padi di desanya.

Menurutnya, hasil panen petani di wilayahnya sangat memuaskan berkat arahan dan pembinaan dari Dinas Pertanian

"Kita berharap Padi Salibu ini bisa lebih luas lagi penerapannya karena hasilnya sangat memuaskan sehingga pendapatan petani kita bisa lebih besar," bebernya.

Sementara itu, Andi Utta sapaan akrab Bupati Bulukumba mengapresiasi langkah kelompok tani untuk meningkatkan produktivitasnya. Ini menandakan bahwa petani terus belajar dan berusaha untuk memaksimalkan lahan pertanian yang ada.

Andi Utta meminta jangan cuma melakukan pekerjaan bertani saja, lalu setelah itu pasrah. Akan tetapi para petani harus terus belajar bagaimana meningkatkan produksinya.

"Kalau di tempat lain orang bisa panen 8 sampai 10 ton perhektarnya, lalu mengapa kita tidak bisa padahal kondisi alamnya sama. Kenapa mereka berhasil, kita jangan pasrah, harus terus belajar dan evaluasi," imbuhnya.

Andi Utta mengaku terus berupaya dan memotivasi bagaimana daerah ini menuju kemandirian ekonomi yang ditunjang pada potensi pertanian.

Program ketahanan pangan yang dicanangkan pemerintah pusat, katanya, juga sejalan dengan program pemerintah daerah di masa pemerintahannya. Program ini akan terus dimassifkan pada periode keduanya.

"Infrastruktur irigasi yang dibangun semuanya pracetak sehingga lebih tahan lama dan airnya tidak meresap," ungkapnya.

Jika tahun 2024 pihaknya melakukan bantuan pembersihan lahan untuk program bibit unggul seluas 10 hektar per desa. Di tahun 2025 ini ditingkatkan menjadi 20 hektar per desa.

Pada kesempatan tersebut, Bupati Andi Utta juga membuka sesi dialog dengan para petani seputar isu sektor pertanian.****

  • Bagikan