Mengenal Juku Tapa Khas Bulukumba, Ikan Asap Yang Melintasi Samudera

  • Bagikan

BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID --  Soal wisata dan Budaya Kabupaten Bulukumba sudah tak diragukan lagi, begitu juga dengan kuliner atau jajanan khasnya yang juga sudah terkenal sampai ke mancanegara. 

Salah satunya adalah 'Juku Tapa' atau yang dikenal masyarakat umum dengan sebutan Ikan Asap. Ikan Tapa terbuat dari bahan dasar ikan tuna dan ikan tongkol. Karena aromanya yang khas dan rasanya yang legit, Juku Tapa pun sangat digandrungi oleh masyarakat Sulsel. Bahkan Juku Tapa telah diekspor ke beberapa negara seperti ke Malaysia, Brunei Darussalam, hingga ke Jepang. 

Nama Juku Tapa berasal dari bahasa daerah Konjo, yang artinya ikan asap. Memang kuliner yang satu ini ada di beberapa daerah di Indonesia. Namun ikan asap khas Bulukumba berbeda dari ikan asap dari daerah lainnya.

Di daerah luar, ikan asap menggunakan bahan dasar ikan salmon, Bandeng, hingga ikan gabus. Namun di Bulukumba menggunakan ikan Tuna dan Ikan Tongkol yang besar atau kualitas ekspor. Dagingnya pun empuk dan gurih.

Bukan hanya itu, di Bulukumba ikan tersebut diiris pipih sekitar 1 sentimeter lalu di bagian dagingnya ditusuk lidi sebagai pengganti tulang.

Salah satu produsen ikan asap alias Juku Tapa berada di Dusun Saukeng, Desa Singa Kecamatan Herlang.

Produsen ikan asap Bu Taty ini telah banyak didistribusi sampai di luar daerah, bahkan hingga luar negeri.

Proses pengasapan ikan asap yang merupakan warisan orang tua ini kini dikelola oleh anaknya, Asril.

Setidaknya ada 7 karyawan yang dipekerjakan untuk membantu Asril memproduksi ikan asap setiap harinya. Ada yang bertugas mengiris ikan, mengisi lidi, hingga proses pengasapan ikan.

Asril mengaku di saat kondisi harga ikan normal, mampu memproduksi hingga ratusan kilo per harinya.

Soal harga, saat ini di tengah cuaca ekstrem yang melanda Indonesia, ikan asap dijual seharga Rp25.000 per 3 potong. Untuk kepala 5 ribu per potong.

"Sekarang ikan lagi mahal karena cuaca. Kami biasanya ambil dari Sinjai, dan Kota Bulukumba," ujarnya, Kamis 29 Desember 2022.

Soal rasa kata Asril, ikan tapa miliknya tak perlu diragukan. Ia mengaku memiliki aroma khas yang berbeda dari ikan asap umumnya. Itu karena bahan kayu yang digunakan untuk pengasapan ikan, dan bahan lainnya masih tradisional seperti serbuk kayu.

Ia juga sangat menjaga proses pengasapan ikan, agar matang dengan sempurna. Ditambah daging ikan tetap empuk.

Menurut Asril, di daerahnya ada beberapa produsen pengasapan ikan yang dikelola mandiri oleh warga.

Dan mereka berada dalam satu naungan kelompok, yang dalam waktu tertentu melakukan rapat koordinasi.

Mengenai pembeli ikan asap, Pak Asril mengaku datang dari berbagai daerah di Sulsel. Bahkan hingga ke luar negeri.

"Kami punya media promosi di YouTube, mungkin lihat dari situ. Ada orang luar daerah yang berminat, kami packing dan bisa dikirim. Intinya ikan asal ini sudah keliling samudera mi," jelasnya.

Asril berharap pengasapan ikan miliknya dapat berkembang dan menjadi inspirasi bagi masyarakat lain di daerahnya. (rakhmat fajar) 

  • Bagikan