Demi Biaya Pendidikan, Ashad Kuliah Nyambi Jualan Kopi Keliling

  • Bagikan

Kisah inspiratif datang dari Bulukumba, namanya Muhammad Ashad, ia merupakan seorang mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Bulukumba.

Demi memenuhi biaya pendidikannya sebagai mahasiswa pada jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), ia harus rela berjualan kopi keliling diwaktu senggangnya.

Kuliah sambil nyambi bekerja ia jalani sejak resmi menyandang status mahasiswa.

Ashad bercerita, tepatnya tahun 2021 silam saat ini berniat melanjutkan pendidikan, saat itu sang ayah juga menghebuskan nafas terakhirnya. Dengan kondisi serba kekurangan, Ashad harus memutar otak bagaimana caranya agar ia tetap bisa melanjutkan pendidikan tanpa harus memberikan beban untuk membiayai pendidikannya kepada sang ibu yang usianya tidak muda lagi.

"Jadi saat itu saya bekerja di toko ATK di Kelurahan Palampang, upah dari bekerja di toko ATK saya pakai untuk  biaya kuliah," kata mahasiswa kelahiran Bontobangun 19 September 2003 itu.

Bekerja di toko ATK, tidak lama dijalaninya, karena amanah dari kampusnya ia dipercayakan sebagai Ketua IMJ (Ikatan Mahasiswa Jurusan) PWK periode 2023-2024, yang salah satu syaratnya adalah harus menetap di kota. 

Maka Ashad memutuskan untuk resign dari tempatnya bekerja di toko ATK. Berhenti dari tempatnya bekerja otomatis ia tidak memiliki penghasilan lagi untuk biaya pendidikannya.

Tak mau berputus asa, ia kemudian menemukan ide untuk berjualan kopi keliling di Bulukumba.

"Saya biasanya jualan di Pantai Merpati, atau biasa juga dekat Toko Lotus di Jalan Jenderal Sudirman," jelasnya.

Dari berjualan kopi, anak sulung dari tiga bersaudara ini, mendapatkan penghasilan mulai dari Rp50.000 hingga Rp100.000 per harinya.

"Inimi yang saya tabung untuk biaya kuliah, biaya hidup juga, kemudian saya kasi mama ku dan biaya pendidikannya adik-adikku walaupun tidak banyak," bebernya.

Ashad juga bercerita, ia bercita-cita ingin menjadi konsultan dan seorang pengusaha, ia berkeinginan membangun kafe dengan hasil rancangannya sendiri.

"Sesuai dengan jurusan saya di kampus, saya mau menjadi konsultan, tidak menutup kemungkina 5 atau 10 tahun ke depan saya bisa membuka kafe dan bangunannya itu hasil  rancanganku sendiri," tutupnya. (****)

Penulis: Fitriani SalwarEditor: Haswandi Ashari
  • Bagikan